MOJOKERTO ~ Ratusan massa mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Mahasiswa Mojokerto Raya melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM, aksi demonstrasi ini dimulai sekira pukul 10.30 WIB. Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen dari HMI, GMNI, PMII, BEM, IMM melakukan long march dari terminal Kertajaya Mojokerto, 07/09/2022.
Ratusan mahasiswa sempat melintas di Simpang Empat Kenanten, ratusan mahasiswa ini berhenti dan memblokir jalan. Salah seorang mahasiswa yang memegang megaphone kemudian melakukan orasi, sementara yang lain menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Miskipun hanya bebearapa menit namum aksi Mahasiswa itu sempat membuat lalu lintas tersendat. Lantaran para mahasiswa memblokir seluruh akses jalan. Usai melakukan orasi, para mahasiswa ini kemudian melanjutkan aksi dengan mendatangi gedung DPRD dan Pemkot Mojokerto.
Selama hampir 30 menit para mahasiswa bergantian melakukan orasi. Para demonstran juga meminta agar para wakil rakyat keluar menemui mereka. Akan tetapi, permintaan itu belum dituruti, hingga akhirnya para mahasiswa membakar ban meski dalam penjagaan ketat pihak kepolisian.
Aksi unjuk rasa ini sempat diwarnai ricuh antara pendemo dengan petugas dari Polres Mojokerto Kota yang melakukan pengamanan di pintu gerbang gedung DPRD Kota Mojokerto. Kontak fisik saling dorong pun tak terhindarkan saat Mahasiswa akan memasuki pintu gerbang untuk menemui Ketua DPRD Kota Mojokerto. Bahkan seorang mahasiswa bernama Elang Teja Kusuma, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terkena pukulan petugas di bagian pelipis kanan, dan memar.
Setelah bergantian melakukan Orasi Akhirnya Pimpin DPRD Kota Mojokerto menemui massa pendemo. Ketua DPRD Kota Mojokerto, Sunarto, serta dua wakil pimpinan yakni Junaidi Malik dan Sony Basuki Rahardjo. Sementara dari Pemkot Mojokerto diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Gaguk Try Prasetyo.
Rofii perwakilan pendemo meneriakkan beberapa tuntutan yang berbunyi, “Tuntutan kita ada 3, pertama pencabutan kenaikan BBM bersubsidi. Pengawasan penyaluran BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan Pembuatan Perwali untuk menjaga stabilitas harga pangan di Kota Mojokerto,” ujar Rofi’i.
Menurutnya kenaikan harga BBM subsidi ini akan menberikan dampak yang luar biasa bagi Masyarakat. lantaran bukan tindak mungkin harga kebutuhan pokok juga akan melejit dengan tingginya harga BBM.
“Kami juga mendesak agar pemerintah menaikan UMR (Upah Minimun Regional). Karena dengan kenaikan BBM hampir 30% otomatis pendapatan masyarakat juga harus naik, untuk menutupi kenaikan harga bahan pokok yang juga pasti naik,” ungkapnya.
(harie)