Beranda » BKKBN Bersama Mitra Kerja Gelar Sosialisasi Penurunan Stunting Di Wilayah Bojonegoro

BOJONEGORO ~ Dalam rangka percepatan penurunan stunting diwilayah Bojonegoro, BKKBN bersama mitra kerja dari komisi IX DPR RI menggelar kegiatan Sosialisasi Dan KIE Program Bangga Kencana di Desa Purworejo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro,,
Provinsi Jawa Timur., Selasa Siang 6 Februari 2024.

Diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, ucapan selamat datang disampaikan oleh M Zainal selaku tuan rumah. Pada kesempatan itu, pihaknya selaku tuan rumah sangat berterima kasih kepada BKKBN yang menyelenggarakan sosialisasi ini, serta mengapresiasi.

“Semoga, para peserta sosialisasi, agar bisa mengambil manfaat dari semua kegiatan ini, serta bisa menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Agar, lebih memperhatikan dampak buruk dari stunting,” katanya.

Setelah itu, penyajian materi oleh Kukuh Dwi Setiawan S.Sos. MSi selaku Perwakilan
BKKBN Jawa Timur. Dihadapan ratusan sosialisasi, beliau menyampaikan supaya semua pihak terkait untuk mempercepat penanganan stunting, dengan memanfaatkan pada pola triple heliks, dan mendirikan dapur umum di kampung-kampung KB. Terutama, di wilayah yang memiliki angka stunting tinggi.
Dengan program 1.000 Mitra untuk 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), kemudian BKKBN melakukan edukasi untuk meningkatkan kapasitas tim percepatan penurunan stunting.

“Selain itu, program ini juga memanfaatkan makanan berbasis kearifan lokal di dapur sehat untuk mengatasi stunting (DASHAT). Penguatan peran dan keterampilan remaja dalam kesehatan reproduksi juga menjadi bagian dari upaya ini. Tetap, harus menerapkan pola makan teratur dan sehat, serta pola hidup bersih sehat,” jelasnya.

Kemudian, penyajian materi oleh H. Abidin Fikri SH MH selaku Anggota Komisi IX DPR
RI. Dalam arahannya, beliau menyampaikan, bahwa komisi IX DPR RI dan BKKBN RI terus berkolaborasi untuk percepatan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.

“Kami terus bekerja maksimal, saya berharap semua pihak perlu berkolaborasi untuk mencapai target penurunan stunting yang lebih baik di masa depan, kita harus waspada terhadap bahaya stunting. Anak dikategorikan sebagai stunting jika tinggi badannya lebih dari dua deviasi standar di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO. Hal itu, disebabkan oleh kualitas gizi makanan pendamping ASI (MPASI) yang kurang dengan gejala Perkembangan terlambat dibandingkan anak seusianya.

“Segera periksakan anak ke dokter jika mengalami gejala penyakit yang akan dapat meningkatkan risiko stunting, rutin mengukur berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh anak di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat” Terangnya, Selasa Siang 6 Februari 2024.

Setelah itu, dilakukan penyerahan hadiah bagi pemenang doorprize. (ris)

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page