News  

Baru Seminggu Rampung Jalan Cor Dusun Gadon Desa Kutogirang Ngoro Pecah

MOJOKERTO ~ Rabat beton jalan Dusun Gadon Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto, baru seminggu selesai sudah retak-retak di sejumlah titik.

Padahal, pembangunannya dilaksanakan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) setempat pada tahun 2023. Rabat beton ini menelan anggaran Rp 750 juta dari Bantuan Keuangan Desa (BKdesa) 2023.

By salah satu warga membenarkan proyek rabat beton ini baru kemarin digarap. Dia juga mengatakan, kalau proyek rabat beton yang baru selesai dikerjakan itu, sudah rusak di sejumlah titik.

“Lha ya, sekarang kok sudah rusak seperti itu. Sudah pecah,” sambungnya.

Namun, dirinya tidak berani menilai lebih jauh soal penyebab beberapa kerusakan pada rabat beton itu. “Kalau soal kenapa ini pecah, jangan tanya ke saya. Karena saya hanya warga biasa,” jawabnya.

Sementara Kepala Desa (Kades) Kutogirang saat dihubungi lewat pesan WhatsApp, rupanya hanya terkirim namun belum dibaca, dengan tanda centang dua warna abu-abu. Kemudian, ditelepon lewat WhatsApp-nya juga tidak diangkat.

Ketua TPK Kasun Gadon, saat ditemui wartawan dirumahnya mengatakan, sebenarnya proses pembangunan cor Jalan tersebut sudah dilewati, karena waktu pengecoran itu pas siang hari antara jam 11 – 12 siang, jadi karena cuaca terlalu panas, itulah jadi banyak yang pecah-pecah, sebenarnya kami sudah berusaha untuk menyiram namun tetap pecah,” kata Kasun Gadon, 29/12/2023.

Pecahnya Jalan Rabat Beton tersebut diduga karena tidak memenuhi aturan kontruksi jalan rabat beton. Dugaan banyak progres pekerjaan yang dilewati oleh pelaksana pekerjaan menjadi penyebab kerusakan tersebut.

Sesuai aturan kontruksi, tahapan pekerjaan yang harus dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan Desa Kutogirang antara lain;
1. Perataan Permukaan Jalan sebelum dibangun menjadi jalan, tentu lokasi yang akan dibangun harus bersih dari berbagai batuan besar, kayu dan berbagai jenis kotoran lainnya. Namun hal tersebut dibiarkan oleh Tim Pelaksana dan tentu akan mempengaruhi kepadatan lapisan beton.
2. Setelah lokasi dibersihkan maka proses selanjutnya adalah pemadatan tanah yang akan dijadikan jalan.

Proses pemadatan ini harus dilakukan dengan baik agar nantinya tidak ada tanah yang lebih miring. Tidak ratanya lapisan tanah dapat mempengaruhi tingkat kerataan permukaan jalan. Namun hal ini tidak dilaksanakan oleh Tim pelaksana kegiatan secara maksimal/ terlihat hanya asal-asalan saja.

3. Pemberian Pondasi Untuk Beton.
Dugaan Proses yang tidak dilakukan oleh pelaksana kegiatan adalah memberikan tanah urugan pada lokasi yang akan dibangun jalan beton. Umumnya urugan ini menggunakan batu makadam, urugan ini dilakukan hingga mencapai ketebalan kurang lebih 30 cm.

Setelah urugan batu makadam telah diberikan, maka masih akan ditambahkan urugan menggunakan lapisan sirdam. Urugan kedua ini juga dilakukan hingga mencapai ketebalan yang sama. Urugan kedua ini digunakan untuk mengisi celah yang masih ada pada urugan pertama karena menggunakan campuran kerikil dan pasir. Setelah itu urugan akan dipadatkan hingga sempurna menggunakan vibrator beton.

4. Landasan Cor Beton.
Tim Pelaksana (TPK) juga harus menutupi lapisan pondasi tersebut menggunakan hamparan plastik secara maksimal, diketahui Penggunaan plastik ini digunakan agar air dari cor beton tidak meresap ke dalam tanah pondasi. Dengan begitu akan terbentuk lapisan beton yang kokoh dan kuat untuk dijadikan jalan.

5. Proses Pengecoran Beton
Tim pelaksana kegiatan desa Pucung diduga kuat tidak melaksanakan pasca beton sudah dicor yang harusnya ditutup kembali menggunakan plastik ataupun karung goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan agar proses pengerasan dapat terbentuk dengan sempurna, setelah mengeras biasanya beton masih mempunyai gundukan-gundukan kecil. Karenanya diperlukan proses perlukaan untuk menghaluskan dan meratakannya agar jalan lebih nyaman dilalui.

6. Proses Pemadatan Beton.
Tim pelaksana kegiatan juga dipastikan tidak melakukan proses penyiraman air selama beberapa hari secara terus-menerus. Hal ini bertujuan agar beton tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan air pada lapisannya. Kadar air atau kelembaban beton juga akan mempengaruhi kualitas beton, karenanya dibutuhkan alat ukur kelembaban beton untuk mengujinya.(hr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *