Dr. Hj. Kurniasih Mufidayati : Kemendukbangga memiliki peran strategis mengawal kualitas keluarga sejak sebelum kelahiran hingga lanjut usia.

Teks foto : Sesi Foto Bersama

JAKARTA ~ Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) terus diperkuat melalui kegiatan Fasilitasi Teknis bersama mitra kerja yang digelar di Saka Kencana Buperta, Jakarta Timur, Minggu (14/12/2025).

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hari ini diikuti puluhan peserta dari berbagai unsur organisasi kepemudaan dan mitra kerja, dengan tujuan meningkatkan pemahaman serta sinergi dalam pembangunan keluarga berkualitas dari hulu hingga hilir.

Acara diawali dengan registrasi peserta, dilanjutkan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, serta pembacaan doa. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber nasional yang kompeten di bidang kependudukan dan pembangunan keluarga.

Pemateri pertama, Dr. Hj. Kurniasih Mufidayati, Anggota Komisi X DPR RI, menegaskan bahwa tantangan membangun keluarga berkualitas semakin kompleks dan membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, Kemendukbangga memiliki peran strategis dalam mengawal kualitas keluarga sejak sebelum kelahiran hingga lanjut usia.

“Seribu hari pertama kehidupan merupakan masa emas pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Ini menjadi fondasi penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tegas Kurniasih.

Sementara itu, Lisna Prihantini, S.Psi., M.Si, Direktur Penggerak Lini Lapangan Kemendukbangga, menjelaskan bahwa saat ini BKKBN telah bertransformasi menjadi kementerian dengan fokus program dari hulu hingga hilir. Ia menyebutkan tiga prioritas utama, yakni balita, remaja, dan lansia.

Lisna juga menyoroti pendekatan keluarga melalui Program Generasi Berencana (Genre) dan program Quick Wins, salah satunya Gerakan Ayah Teladan Indonesia. “Peran ayah sangat penting, bahkan hal sederhana seperti mendampingi anak mengambil rapor sekolah dapat menjadi contoh nyata keterlibatan ayah dalam pendidikan anak,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi, peserta juga menyoroti isu perkembangan anak, khususnya balita yang mengalami keterlambatan motorik dan sensorik. Narasumber menekankan pentingnya edukasi keluarga untuk mencegah dampak lanjutan seperti perundungan (bullying) di lingkungan sekolah, dengan pendekatan pembelajaran yang tepat dan pendampingan sejak dini.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, pembagian merchandise melalui kuis, serta foto bersama. Fasilitasi teknis ini diharapkan mampu memperkuat peran keluarga sebagai basis utama pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing.(hr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *