Beranda » Gus Barraa Khotbah Jum’at Di Mekkah
Ketwrangan Foto : DR.H.Muhammad AlBarraa, Lc.,M.Hum (Gus Barraa)
Laporan Kegiatan Jama’ah Haji Indonesia Langsung Dari Tanah Suci Mekkah (14)
Jum’at, 7 Juli 2023 23.50 WIB

Mekkah – Jum’at Tanggal 7 Juli 2023 Gus Barraa panggilan akrab H.DR. MUHAMMAD ALBARRAA, Lc., M.Hum putera sulung Prof.DR.KH.Asep Saifudin Chalim. M.Ag. Pemangku Pondok Pesantren Besar ternama dan kondang Amanatul Ummah Pacet-Mojokerto, yang juga sebagai Wakil Bupati Mojokerto menyampaikan khotbah Jum’at ketika bertindak sebagai Khotib pada pelaksanaan Shalat Jum’at di Hotel Retaj Al Hayat Jalan Masjidilharam Mekkah Saudi Arabia.

Keterangan foto : Hotel tempat Gus Barraa Khotbah Juam’at (7/6).

Pukul 12.26 WAS muadzin mengumandangkan adzan Jum’at. Sejenak kemudian Gus Barraa, naik mimbar dan kemudian menyampaikan khotbahnya. Diantara pokok-pokok isi khotbah yang disampaikan oleh Gus Barra, antara lain :

Mengajak diri sendiri dan para jama’ah untuk bertaqwa kepada Allah Swt, dengan sebenar-benarnya taqwa , dan jangan keburu wafat sebelum menjadi muslim. Sebagai mana firman Allah dalam surat Ali Imron Ayat 102 :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamụtunna illā wa antum muslimụn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Ciri-ciri seorang yang beriman, maka di akan bertaqwa kepada Allah Swt. Taqwa diefinisikan sebagai :
إمتثال أوامريلله ويجتنب نكهه ( Imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahihi ). Yaitu menjalankan apa yang diperintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarangNya.

Orang yang bertaqwa diberikan jalan keluar atas segala problema yang dihadapinya, dan diberikan oleh Allah rizqi dari jalan yang tidak disangka-sangka serta dimudahkann segala urusannya.

Allah berfirman

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” [QS. Ath-Thalaq (65) : 2-3).

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (QS. Ath-Thalaq, 65: 4).

Mari kita bersyukur kepada Allah kali ini tergolong orang yang dipilih dan diberi kemampuan untuk dapat memenuhi panggilan Allah menunaikan ibadah haji menghadap Allah di rumah Allah ( Baitullah ) Kabah sekaligus menjadi tamu Allah. Meski kita gunakan kesempatan langka ini, dengan mengerjakan ibadah haji dengan baik dan khusuk.
Orang yang telah berhaji, do’anya dikabulkan oleh Allah, Permohonan maafnya diampuni dan permintaannya dipenuhi oleh Allah SWT. Dan tiada balasan bagi seorang haji mambrur kecuali baginya syurga.

Mereka yang pergi haji jelas berharap mendapatkan haji yang mabrur karena balasan haji mabrur adalah surga sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

الْحَجَّةُ الْمَبْرُورَةُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Artinya: “Tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR An-Nasa’i)

Perihal mabrur, haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri kemaksiatan, dan kata “al-mabrur” itu diambil dari kata al-birr yang artinya ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa.

Lantas bagaimana dengan tanda atau ciri haji mabrur? Dengan mengacu pada penjelasan di atas, maka salah satu tanda hajinya seseorang mabrur adalah ia menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, dan tidak mengulangi perbuatan maksiat atau dosa.

Rasulullah juga bersabda :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya, maula Abu Bakar bin ‘Abdur Rahman dari Abu Shalih As-Samman dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Umrah ke ‘umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga“. [Muttafaq ‘alaih: Shahih al-Bukhari (no. 1650), Shahiih Muslim (no. 2403), Sunan at-Tirmidzi (no. 855), Sunan Ibnu Majah (no. 2879), Sunan an-Nasa-i (no. 2582].

Shalat di Mekkah ( Masjidilharam ) senilai dengan 100.000 kali shalat di tempat lain.
Rasulullah bersabda :

وعَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Shalat di masjidku lebih utama seribu kali dari shalat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di masjidil haram lebih utama seratus ribu kali dari shalat di tempat selainnya. ” (HR Ibnu Majah; hadis no. 1396).

Orang berhaji doanya diijabahi, dosanya diampuni, permohonannya dikabulkan, suci bersih dari dosa bak bayi baru lahir.

Seperti yang diketahui bahwa beberapa hari lagi jamaah haji asal Indonesia kembali ke tanah air. Masyarakat berbondong-bondong menyambut kepulangan jamaah haji dengan penuh gembira dan meminta didoakan karena doa orang yang pulang dari tanah suci akan cepat dikabulkan seperti bayi yang baru dilahirkan (tidak mempunyai dosa), sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari ra dari Rasulullah:

عَن أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ، رَفَعَهُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ الْحَاجُّ يَشْفَعُ فِي أَرْبَعِ مِائَةِ أَهْلِ بَيْتٍ، أَوْ قَالَ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، وَيَخْرُجُ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya : Orang yang berhaji dapat memberikan syafaat kepada 400 orang keluarga atau keluarganya dan ia akan keluar dari dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya (HR Al-Bazzar)

Mereka yang dipanggil oleh Allah dan memenuhi panggilannya, maka Allah akan mengabulkan permintaannya sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar. Disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الْغَازِي فِي سَبِيلِ اللهِ، وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ، وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ، فَأَجَابُوهُ، وَسَأَلُوهُ، فَأَعْطَاهُمْ

Artinya : Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang beribadah haji, dan orang yang sedang umrah adalah tamu kehormatan Allah. Allah memanggil mereka, kemudian mereka memenuhi panggilan itu. Sehingga jika mereka memohon kepada Allah, maka Allah akan memberinya (HR Ibnu Majah)

Maksud hadits di atas dengan syarat tidak berbuat maksiat pada saat di tanah suci, tentunya doa akan dikabulkan sebagaimana yang diriwayatkan sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya :Siapa saja yang berhaji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat dosa, niscaya ia pulang (suci) seperti hari dilahirkan oleh ibunya (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Laporan Kegiatan Jamaah Haji di Mekkah.

Oleh Kontributor seputarindonesia.co.id, H MACHRADJI MACHFUD

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *