Malang – Tadulako Festival ke-6 yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Gajayana, Jl. Nusakambangan, Kasin, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, (29/10/2022) lalu membuat para peserta nya bersorak meriah.
Tadulako Festival ini merupakan Festival yang memperkenalkan budaya Sulawesi Tengah di tanah rantau khususnya di Kota Malang yang mana di selenggarakan langsung oleh organisasi daerah itu sendiri, yaitu Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Sulawesi Tengah (IPPMST) Cabang Malang.
Kegiatan ini dihadirin oleh pejabat-pejabat dari Malang maupun Sulawesi Tengah diantaranya Gubernur Sulawesi Tengah atau yang mewakili, Perwakilan walikota kota Malang, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, dan Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata kota Malang
Ibu Dr. Rohani Mastura M. Si, Staff ahli gubernur bidang pemerintah, yang mewakili gubernur Sulawesi Tengah menjelaskan agar Tadulako Festival bisa dikenal dan diterima masyarakat serta festival budaya ini dapat terkenal di seluruh kalangan khususnya Jawa Timur dan Sulawesi Tengah.
“Kita sangat beri apresiasi kepada adek-adek pelajar dan mahasiswa Sulawesi Tengah yang telah memberi wadah teman-teman yang sedang merantau di Kota Malang, agar budaya dari Sulawesi Tengah dapat dikenal di seluruh Indonesia khususnya kota Malang,” kepada awak media.
Kegiatan tersebut dihadirin 500 peserta dari berbagai daerah, diantaranya Malang, Bandung, dan Jogja, yang dibagi menjadi 400 Peserta wilayah Malang, 50 Peserta luar wilayah, dan 50 Panitia.
Kegiatan yang selalu diselenggarakan tiap tahunnya ini berdampak positif untuk memperkenalkan wilayah Sulawesi Tengah, yang mana pada Tadulako Festival ke-6 ini bertemakan “Kita Bersaudara, Kita Bersatu”.
Tadulako Festival juga bekerjasama dengan Badan Peghubung Jakarta Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Okinmedia.id, Rhania Make Up, Snow Clean Londry, Awesam, Dea Bakery, Voov Record, dan Artch.
Husnul Hidayah, Ketua Pelaksana Tadulako Festival ke-6 menjelaskan juga jika suatu negara tanpa budaya seperti lautan yang hampa, maka dari itu pesan nya untuk generasi selanjutnya agar buatlah wadah lautan berekspresi itu menjadi lautan manusia yang mencintai semua budaya di Indonesia.
“Suatu negara tanpa budaya seperti lautan yang hampa, maka dari itu pesan saya buat generasi selanjutnya buatlah wadah lautan berekspresi itu menjadi lautan manusia yang mencintai semua budaya di Indonesia,” tutup Husnul. (red)