Teks foto : Ulama Besar Pro Dr KH Asep Syaifuddin Chalim.MA
MOJOKERTO ~ Seorang Ulama Besar dan Pengasuh Pondok Pesantren Internasional Amanatul Ummah, Pro Dr KH Asep Syaifuddin Chalim MA mengaku sangat miris melihat tinggihnya angka Stunting yang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Mojokerto.
Stunting adalah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan di bawah standar anak-anak seusianya. Ini merupakan salah satu indikator gagal tumbuh akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak anak berbentuk janin hingga berusia 23 bulan.
Kepada para awak media, Kiai Asep sapaan akrabnya menjelaskan, Stunting atau gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Mojokerto ini, harus mendapat perhatian serius dari semua pihak, untuk segera dilakukan percepatan penurunan angka stunting.
“Mohon maaf, perlu saya sampaikan bahwa pondok pesantren Amanatul Ummah sudah pernah menjadi percontohan dalam membantu atau penanggulangan berbagai masalah maupun bencana di wilayah Jawa Timur.
Seperti korban puting beliung, musibah bencana alam, longsor, bantuan renovasi rumah serta Mushollah dan lainnya. Untuk itu, mengingat stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup membahayakan, perlu memahami faktor penyebab stunting yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, kita harus bersama-sama membantu kebutuhan masyarakat yang berdampak gizi buruk di Kabupaten Mojokerto,” jelas Kiai Asep.
Kiai Asep juga menyampaikan, Nantinya, kita harus perlu diperhatikan akses sosial stunting-stunting yang dimungkinan bisa diakibatkan banyaknya para oknum kedzaliman yang bermunculan di Kabipaten Mojokerto.
Melalui tim, Kita akan data semua keluarga yang terdampak kasus stunting. Kemudian, kita akan datangi per keluarga untuk memberikan makanan bergizi serta bantuan lainnya, agar dapat mengurangi beban para keluarga tersebut.
“Anak-anak merupakan generasi penerus Bangsa. Mari kita sama-sama semangat untuk mewujudkan Indonesia maju Adil dan makmur dengan menjadikan terlebih dahulu Kabupaten Mojokerto sebagai miniaturnya. Dengan keterlibatan semua pihak untuk mengatasi kasus stunting ini, maka secara tidak langsung ikut andil mempersiapkan generasi emas dalam memimpin bangsa ini, terhindar dari bencana Korupsi dan sejenisnya,” terang Kiai Asep. Kamis (13/10/2022). (harie).