MOJOKERTO ~ Mentri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, – Prof. Dr. H. Mahfud MD. S.H, S.U, M.I.P, hari ini mengunjungi Pondok Pesantren Amanatul Ummah Bendungan Jati Pacet Kabupaten Mojokerto untuk memberi Kuliah Umum Mahasiswa Pasca Sarjana Institut KH Abdul Chalim, (IKHAC) Pacet Kabupaten Mojokerto, 8/10/2022.
Hadir dalam acara tersebut Prof. DR KH Asep Saifudin Chalim MA, Sekretaris Menko Polhukam beserta jajarannya, DR M Afif Zamroni Direktur Pasca Sarjana, DR Ing Fadli Usman, Ketua Yayasan Ponpes Amanatul Ummah DR KH Muhammad Al-Barra Lc MHum serta Mahasiswa Pasca Sarjana Institut KH Abdul Khalim.
Dalam kuliah umum Mahasiswa Pasca Sarjana Institut KH Abdul Chalim ( IKHAC) Menko Polhukam yang juga mantan anggota DPR RI dari Fraksi PKB ini juga menjelaskan melalui resolusi jihad Kyai Hasyim Asy’ari, santri berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan tapi apa yang terjadi sesudah Indonesia merdeka para santri itu tidak bisa masuk menjadi pegawai pemerintah, tidak bisa masuk menjadi tentara.
” Tidak bisa masuk, karena santri nggak punya ijazah padahal Belanda sudah membuat aturan yang mau duduk di kantor-kantor pemerintah itu harus punya ijazah dan itu ketika Indonesia merdeka kita tidak siap dengan aturan baru santri-santri itu tidak punya ijazah. Padahal sudah merebut Indonesia tidak bisa masuk ke jabatan – jabatan pemerintah. Akhirnya tahun 1951 melalui perjuangan menteri agama KH. Wahid Hasyim dan Menteri Pendidikan Bahder Johan, lulusan pesantren di setara kan dan diakui oleh Pemerintah, “ terangnya.
Sementara itu, beberapa orang Indonesia Tokoh NU Pada tahun 1951 KH. Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama bersama Menteri Pendidikan dari Masyumi Bahder Johan membuat keputusan bahwa ijazah Madrasah yang ada di pesantren-pesantren diakui sama dengan sekolah umum, MI sama dengan SD Negeri, Tsanawiyah sama dengan SMP Negeri dan MA sama dengan SMA Negeri dan Al Jami’ah sama dengan Universitas.
Pendiri IKHAC serta Ponpes Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Prof. Dr. KH Asep Saifudin Chalim MA, dalam sambutannya menceritakan awal pendirian Ponpes Amanatul Ummah hingga Institut Kyai Haji Abdul Chalim ( IKHAC). Tahun 2006 di saat itu sepi sekali daerah sini tidak dikunjungi orang karena dikenal daerah angker dan masih banyak begal kalau malam gelap gulita tetapi yang waktu itu saya mendirikan dengan jumlah murid 48, hari ini setelah keseluruhan ada sekitar kurang lebih 14 ribu santri,” terangnya.
Setelah 11 tahun berdiri beberapa penghargaan pun berhasil diraih mulai tahun 2017. Yaitu, penghargaan sebagai the most favourite School in Indonesia. Kemudian tahun 2018 mendapatkan lagi penghargaan sebagai the best tutoring systems Indonesia yaitu sekolah yang sistem pembelajarannya paling baik di Indonesia.
“Di tahun 2019 mendapatkan penghargaan sebagai Pondok Pesantren Modern inspiratif nomor satu di Indonesia dengan disebutkan kompetitornya, yaitu nomor satu Pondok Pesantren Gontor, kedua Darunnajah Jakarta dan yang ketiga dari Madura Pondok Al Amien Prenduan Madura, penghargaan itu diberikan di Uinsa Surabaya disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, “jelasnya.
Romo Yai Asep juga menerangkan, Institut Kyai Haji Abdul Chalim (IKHAC) ini baru berdiri tahun 2015, ini sebagai bentuk lanjutan dari Madrasah unggulan Amanatul Ummah baik Aliyah yang ada.
IKHAC ini baru berdiri tahun 2015. Jadi sekarang baru 7 tahun dan Insya Allah tahun 2022 sudah bertransformasi menjadi universitas dan kemudian sudah ada prodi umum, “ pungkasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Amanatul Ummah Gus Barra mengucapkan rasa syukurnya atas kehadiran Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan kuliah umum di kampus IKHAC.
“Suatu kebahagiaan bagi kita semua para mahasiswa bisa bertemu secara langsung bertatap muka tidak hanya di depan televisi karena selama ini kita melihat Pak Mahfud hanya di depan televisi dengan berbagai banyak kasus yang ada di Indonesia memang sedang viral Pak Mahfud ini, “ ucapnya.
Lebih lanjut Ketua Yayasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah, DR KH Muhammad Al-Barra Lc MHum, (Gus Barra) menerangkan, tamu, tokoh nasional dari deretan menteri RI, yang pernah mengunjungi Ponpes Amanatul Ummah maupun IKHAC Pacet Mojokerto.
“Banyak para tokoh-tokoh yang hadir di pesantren kami, Presiden Jokowi sudah tiga kali hadir di pesantren kami satu kali di Surabaya dua kali di Pacet. Pak Wapres juga hadir di pesantren kami kebetulan Beliau juga sebagai wali santri di pesantren kami. Kemudian, Menteri BUMN Erik Thohir, Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal TNI Purn Moeldoko dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang putranya menjadi santri di Ponpes Amanatul Ummah,“ terang Gus Barra. (Harie)