:Lumajang, seputarindonesia.co.id – Polres Lumajang Polda Jatim mendirikan tenda darurat dan Pos Tanggap Bencana di jalur Piket Nol, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap erupsi Gunung Semeru yang terjadi sejak Kamis (20/11/2025).
Pos dan tenda darurat ini didirikan guna mempercepat pelayanan kepada masyarakat terdampak erupsi di berbagai wilayah. Tenda pos digunakan sebagai penampungan sementara bagi warga terdampak, pusat koordinasi, titik layanan informasi, evakuasi, dan distribusi bantuan. Selain itu, juga menyediakan area “singgah” bagi warga untuk mendapatkan pertolongan pertama, pendataan, dan pengamanan lingkungan.
Anggota Polres Lumajang akan siaga di pos tersebut selama tujuh hari, sesuai dengan status darurat bencana yang ditetapkan Pemkab Lumajang. Pendirian tenda darurat juga sebagai antisipasi jika terjadi letusan susulan atau awan panas guguran (APG).
Erupsi Semeru berdampak signifikan, dengan sekitar 50 rumah rusak berat tercatat di dua dusun Desa Supit Urang (Dusun Sumbersari dan Dusun Kamar A) akibat awan panas. Abu vulkanik masih turun di beberapa wilayah seperti Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Sebanyak 956 jiwa mengungsi akibat erupsi ini.
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menyatakan dukungannya penuh untuk respons darurat dan pemulihan lingkungan pasca-erupsi. Polda Jawa Timur juga mengirimkan bantuan logistik, seperti selimut, makanan, dan pakaian untuk para pengungsi. Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat bencana alam selama kurang lebih 7 hari (19–25 November 2025).
Pemkab Lumajang mengimbau masyarakat untuk mengikuti informasi resmi, mengungsi ke tempat aman, dan waspada terhadap perkembangan erupsi.
Langkah Polres Lumajang ini menunjukkan respons cepat pihak kepolisian dalam situasi bencana, tidak hanya sebagai aparat keamanan tetapi juga sebagai penyedia layanan kemanusiaan. Posko darurat seperti ini sangat krusial untuk koordinasi evakuasi dan distribusi bantuan, terutama di daerah rawan seperti lereng gunung. Kesiapsiagaan polisi dan keterlibatan BNPB serta pemerintah kabupaten meningkatkan kemungkinan penanganan bencana yang terorganisir dan efektif. Personel kepolisian tampak siaga di lokasi, memastikan aktivitas penanganan bencana berjalan aman dan kondusif.
(Sabar Eko Pramono)











