Oleh : Dr.H. Datep Purwa Saputra MM., MH.,MBA.
Jakarta – seputar indonesia.co.id – Mengenang Jasa-Jasa Jenderal Besar Haji Mohammad Soeharto
”Hari ini, kita tegakkan martabat sejarah bagi seorang putra terbaik bangsa yang melintasi tiga zaman, Kamis (13/11/2025).
Dari Barisan PETA, Menjadi Penjaga Marwah Republik.
Sebelum namanya terukir di puncak kekuasaan, Jenderal Besar Haji Mohammad Soeharto adalah seorang prajurit sejati, lahir dari kawah candradimuka pergerakan militer. Perjuangannya dimulai dari rahim PETA (Pembela Tanah Air), menempa disiplin dan cinta tanah air yang murni.
Setelah Proklamasi, ia tanpa ragu menyambut panggilan Ibu Pertiwi, segera bergabung dalam barisan pertama BKR, TKR, dan kemudian TNI, menjadi tiang penyangga yang mengawal kemerdekaan dari ancaman Agresi Belanda yang kembali ingin menjajah Indonesia.
Puncak keberaniannya terukir dalam sunyi, saat ia menyertai langkah heroik Jenderal Besar Soedirman. Berjalan kaki, menyusuri hutan dan lembah, dalam dinginnya perjuangan gerilya, ia adalah bagian dari denyut nadi perlawanan yang tak pernah menyerah, memimpin pasukan di medan tempur, dan membuktikan bahwa semangat Republik tidak akan pernah mati.
Dari kobaran api Serangan Umum 1 Maret, Letnan Kolonel Soeharto berdiri tegak menjaga kehormatan Republik yang nyaris padam, membuktikan kepada dunia bahwa kemerdekaan Indonesia adalah harga mati.
*”Panglima Penyelamat Republik di Titik Nol Kegentingan”*
Di masa genting, sebagai Pangkostrad, ia menjadi palang pintu terakhir yang gagah berani, menentang gelombang pengkhianatan yang mencoba merobek Merah Putih, memastikan ideologi Pancasila tetap abadi
Sejarah mencatat namanya dengan tinta emas sebagai perwira yang selalu hadir di titik nol kegentingan nasional. Di Yogya, Letkol Soeharto adalah nyali yang berani menantang Agresi, menegaskan eksistensi TNI saat Republik dibilang telah tiada.
Namun, peran paling krusial datang saat badai ideologi mengancam. Sebagai Pangkostrad, ia berdiri tegak dalam kegelapan 30 September, bergerak cepat dan terukur, menyelamatkan Pancasila dan kedaulatan negara dari ancaman komunisme yang merayap. Ia adalah pedang keadilan yang memulihkan ketertiban, seorang panglima yang tindakannya mencegah kehancuran bangsa.
Atas kesetiaan mutlaknya kepada Pancasila dan jasanya yang tak terbantahkan dalam melindungi fondasi NKRI, sehingga pantas kita sematkan gelar tertinggi: *”Pahlawan Nasional.”*
*”Sang Arsitek Stabilitas dan Fondasi Kemakmuran”*
Kita mengenang dan mengukuhkan peran seorang pemimpin yang bertangan dingin dalam memutar haluan negara dari keterpurukan menuju cakrawala kemandirian. Jenderal Besar Haji Mohammad Soeharto adalah arsitek agung yang merancang cetak biru pembangunan nasional melalui Repelita, menancapkan fondasi ekonomi yang kokoh dari desa hingga kota.
Di bawah kepemimpinannya, stabilitas politik menjadi landasan bagi kemakmuran yang terukur, mengubah tantangan pangan menjadi swasembada yang membanggakan, dan menjahit kembali persatuan di tengah kebhinnekaan.
Pun, setelah tiga dasawarsa memimpin dalam pembangunan, pada puncak badai reformasi, beliau menunjukkan sebuah kenegarawanan yang mengharukan. Dengan mengutamakan keutuhan bangsa di atas takhta pribadi, beliau memilih untuk berhenti, menutup lembaran kekuasaan demi mencegah tetesan darah saudara sebangsa.
Jadi gelar Pahlawan Nasional ini adalah penghormatan tulus atas dedikasinya yang tak kenal lelah dalam membangun infrastruktur fisik dan ekonomi, mewariskan sebuah negara yang lebih teratur dan berdaulat.
Gelar Pahlawan Nasional bagi Jendaral Besar H.M. Soeharto adalah sebagai penghargaan atas sumbangsihnya yang fundamental dalam pendirian, pertahanan, dan kesinambungan negara, jadi sangat pantas kita sematkan gelar Pahlawan Nasional sebuah pengakuan atas jejak langkah yang tak terhindarkan dalam mozaik sejarah Indonesia.
Gelar Pahlawan Nasional ini adalah penghormatan abadi bagi kesetiaannya yang tak tergoyahkan, sebuah janji yang ditepati oleh seorang prajurit kepada bangsanya di masa-masa paling genting.
Semoga Almarhum Jendral Besar H. Muhamad Soeharto berbahagia Bersama Allah SWT. Aamiin ya robal alamin.
(Red)








