Netty Prasetiyani, : Keluarga Adalah Harta Yang Paling Berharga

BANDUNG, – Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) kembali disosialisasikan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) bersama Komisi IX DPR RI. Kegiatan kali ini digelar di Graha Binangkit, Kelurahan Kacapiring, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, pada Sabtu (1/11/2025).

Acara yang berlangsung sejak pukul 13.00 hingga 17.00 WIB ini dihadiri berbagai elemen masyarakat, kader KB, serta mitra kerja BKKBN. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, pembacaan doa, serta sambutan tuan rumah sebelum dilanjutkan dengan pemaparan materi dari tiga narasumber utama.

Dalam sambutannya, Dr. Hj. Netty Prasetiyani, M.Si, anggota Komisi IX DPR RI, menegaskan bahwa keluarga merupakan fondasi utama kemajuan bangsa. Menurutnya, perubahan nomenklatur BKKBN menjadi Kemendukbangga menandakan keseriusan pemerintah dalam memperkuat peran keluarga sebagai pusat pembangunan manusia.

“Kebiasaan anak dimulai dari orang tuanya. Keluarga lah yang menentukan maju mundurnya bangsa. Jadi keluarga adalah harta yang paling berharga,” ujarnya.

Netty juga menyoroti masih maraknya pernikahan usia dini. Ia menekankan pentingnya menikah pada usia ideal — minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki — serta perlunya kesiapan emosional, psikologis, dan ekonomi sebelum membangun rumah tangga.

Ia memaparkan empat syarat keluarga berkualitas, yakni:

1. Visi berkeluarga yang benar, yaitu beribadah.

2. Perencanaan usia menikah dan kematangan emosional.

3. Ketahanan keluarga, meliputi ekonomi, sosial, psikologis, dan spiritual.

4. Pola asuh yang baik melalui delapan fungsi keluarga — keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.

Sementara itu, Roy Primera, S.I.Kom, Pranata Humas Ahli Pratama dari Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat, menjelaskan berbagai program unggulan kementerian, termasuk 5 Quick Win Program, salah satunya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).

“Stunting adalah gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, sakit berulang, dan sanitasi buruk. Pencegahan harus dimulai sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” jelasnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari “4 Terlalu”: terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak kelahiran.

Paparan terakhir disampaikan oleh Anhar Hadian, SKM., M.Tr.A.P, Kepala Dinas PPKB Kota Bandung. Ia mengungkapkan bahwa angka stunting di Kota Bandung masih cukup tinggi, yakni 22,6% pada tahun 2024.

“Permasalahan kita adalah telat mengintervensi balita yang bermasalah gizi. Keluarga berisiko stunting perlu diawasi, terutama yang memiliki ibu hamil dan balita dengan sanitasi tidak baik,” ujarnya.

Anhar mengajak semua pihak, termasuk masyarakat, untuk bersama-sama menuntaskan stunting di Kota Bandung melalui pengawasan dan dukungan terhadap keluarga berisiko.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, pembagian merchandise melalui kuis, serta menyanyikan lagu Bagimu Negeri dan sesi foto bersama.(hr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *