Teks foto : sesi.foto bersama
Komisi IX DPR RI menekankan pentingnya menjaga keharmonisan keluarga. Sebab, keluarga adalah unit sosial terkacil yang mempengaruhi kemajuan bangsa indonesia.
Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Kemendugbangga sosialisasi Program Bangga Kencana bersama Komisi IX DPR RI, di Kec. Kesambi Kota Cirebon, Rabu 28 Oktober 2025.
Selain diikuti ratusan peserta, sosialisasi mendatangkan para narasumber untuk memyajikan materi tentang program Bangga Kencana. Yaitu, Dr. Hj. Netty Prasetiyani, M.Si (Anggota Komisi IX DPR-RI), dan Elma Tri Yulianti Djadjuri, S.Psi, MM, Psikolog Penata KKB Ahli Madya Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN
Provinsi Jawa Barat, serta Suwarso Budi Winarno, A.P, M.Si. Kepala Dinas P3APPKB Kota Cirebon.
Acara diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, serta sambutan ucapan selamat datang dari tuan rumah.
Selanjutnya, penyampaian materi oleh ibu Elma. Beliau menerangkan bahwa diantara pencegahan stunting dini adalah generasi muda merencanakan keluarga dapat melalui merencanakan kelahiran (berapa anak, jarak kelahiran, pendidikan anak), merencanakan
kelahiran ideal dengan jarak 2 tahun. Yang perlu dipahami masyarakat mengenai
salah satu ciri anak stunting adalah, badannya tidak tinggi dan pertumbuhan otaknya terhambat karena si anak sering sakit2an, tetapi tidak semua anak pendek itu stunting. Jadi pendek saja belum tentu menjadi ciri stunting.
“Ketika kita mau menghindari stunting, harus dijaga saat berada di 1000 HPK. Mulai dari dinyatakan positif hamil sampai anak usia 2 tahun. Itulah mengapa jarak kelahiran harus dijaga minimal sampai anak 2 tahun dengan penggunaan kontrasepsi. Banyak ibu ibu tidak ikut KB karena suaminya melarang, banyak ibu ibu lebih mengerti tentang informasi KB daripada bapak bapak. Ibu ibu lebih banyak terpapar informasi dari pada bapak bapak seperti informasi di posyandu dll.
Oleh karena itu, disini bapak bapak juga diundang untuk mendapatkan informasi dan meneruskannya ke orang sekitar. Perlunya, alat kontrasepsi diantaranya kondom, IUD, pil, suntik, mow, mop, implant
Sementara itu, ibu Netty Prasetiyani menerangkan, bahwa kegiatan ini harus dimaknai sebagai kesempatan mencari ilmu dan wawasan baru. Sebaik apapun program pemerintah kalau masyarakat tidak bergerak secara aktif maka tidak akan berhasil.
Menurutnya, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak yg terjadi pda 1000hpk yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronik dan penyakit infeksi yang menular. 1000hpk dimulai saat terjadi pembuahan, berarti yg berkontribusi adalah pasangan suami istri. Pentingnya menjaga keharmonisan keluarga. Sebab, keluarga adalah unit sosial terkacil yang mempengaruhi kemajuan bangsa indonesia.
“Ada 5 poin penting antara lain (1) berkeluarga harus dengan niat dan visi yang jelas, menikah adalah perjalanan yang panjang sehingga tidak boleh coba-coba. (2) menikah harus dengan perencanaan, seperti usia menikah ideal perempuan 21 thn dan laki laki 25 thn supaya matang fisik dan mental. Sudah lulus sekolah. Sudah siap untuk hamil dan melahirkan. (3) ketahanan keluarga. setiap keluarga harus memiliki imunitas/kekebalan, bayi harus memiliki ketahanan keluarga agar tahan banting. Keluarga harus memiliki ketahanan fisik ekonomi, harus memenuhi kebutuhan gizi keluarga, ada tempat berteduh, bersekolah. Ketahanan sosial, beradaptasi dengan masyarakat, tidak tersulut emosi, tidak mudah terprovokasi. ketahanan psikologis, kemampuan menerima pasangan dan anggota keluarga apa adanya.
(4) ketahanan sprititual, menggunakan nilai agama dalam semua aspek kegiatan dan kehidupan sehari-hari.
(5) pengasuhan anak yang tepat, dalam berkeluarga harus berhati-hati dalam penggunaan teknologi. Seorang ayah harus paham bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama bukan ibu saja.
Sedangkan, tugas dan tanggung jawab kita untuk membangun keluarga yang harmonis untuk kemajuan bangsa negara,” jelasnya. (ri)








