News  

Pencegahan Stunting, Teti Rohatiningsih mengimbau para ibu untuk aktif program KB.

Teks foto : saat foto bersama

BANYUMAS,– Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) kembali disosialisasikan kepada masyarakat. Kali ini kegiatan digelar di Kelurahan Purwonegoro, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, pada Senin (20/10/2025).

Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, di antaranya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Kristiyanto, Anggota Komisi IX DPR RI, Hj. Teti Rohatiningsih, S.Sos, serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Ibu Eka Sulistia Ediningsih.

Dalam paparannya, Kristiyanto menegaskan pentingnya pengendalian jumlah penduduk melalui program keluarga berencana (KB). Menurutnya, jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan, maka berpotensi menimbulkan berbagai persoalan sosial, termasuk meningkatnya angka kriminalitas.

“Pembangunan dan ketahanan bangsa berawal dari ketahanan keluarga. Karena itu, pengendalian penduduk dan penguatan keluarga menjadi kunci utama,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pendampingan bagi ibu hamil dan keluarga muda untuk mencegah stunting. Menurutnya, stunting tidak hanya disebabkan oleh kurang gizi, tetapi juga oleh pola asuh yang kurang tepat.

“Strategi perubahan perilaku sangat penting. Ibu hamil harus rutin mengonsumsi tablet tambah darah, dan 1000 hari pertama kehidupan adalah periode emas bagi tumbuh kembang anak,” jelasnya.

Selain itu, ia memperkenalkan program-program unggulan BKKBN atau quick win, di antaranya:

1. Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting)

2. Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak)

3. Gati (Gerakan Ayah Teladan Indonesia)

4. Sidaya

5. Super App BKKBN

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Hj. Teti Rohatiningsih menegaskan bahwa Komisi IX memiliki tugas penting dalam bidang kesehatan, ketenagakerjaan, BPJS, BPOM, dan BKKBN. Ia menilai bahwa sosialisasi seperti ini harus menjangkau masyarakat hingga ke pelosok tanah air.

“Kalau penduduk tidak dikendalikan, akan terjadi kepadatan dan tekanan sosial. Karena itu, keluarga harus merencanakan kehamilan agar anak-anak tumbuh sehat dan bahagia,” tutur Teti.

Ia juga mengimbau para ibu untuk aktif dalam program KB, baik dengan metode kontrasepsi jangka panjang maupun jangka pendek sesuai kondisi tubuh.

“Kalau sering hamil, tentu kesehatan ibu akan menurun dan kesejahteraan keluarga sulit tercapai. Maka penting bagi keluarga memiliki komitmen untuk merencanakan kehamilan dan memberikan pola asuh yang baik,” tambahnya.

Dari sisi ketahanan keluarga, Teti juga menyoroti tingginya angka perceraian di masyarakat. Ia mengajak kaum perempuan untuk memperkuat komunikasi dan kesabaran dalam rumah tangga agar terwujud keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, menutup kegiatan dengan memberikan arahan praktis kepada para peserta.

“Ibu-ibu sekalian, setelah kembali ke rumah, perhatikan kondisi putri-putrinya. Lingkar lengan atas tidak boleh kurang dari 23 cm dan kadar Hb minimal 12. Calon pengantin juga perlu memeriksa kesehatan minimal tiga bulan sebelum menikah,” pesannya.

Ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan rutin bagi ibu hamil minimal enam kali selama masa kehamilan, serta menyarankan penggunaan kontrasepsi IUD atau implan bagi peserta KB. Selain itu, ibu menyusui diimbau untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan meneruskan dengan makanan pendamping ASI (MPASI).

Eka menutup dengan ajakan kepada seluruh peserta untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta aktif membawa anak-anak ke posyandu sebagai bentuk kepedulian terhadap tumbuh kembang generasi mendatang.(hr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *