Aktualisasi Metapora Ekonomi Masa Depan Indonesia

Jakartaseputar indonesia.co.id – Metafora ekonomi masa depan merupakan transformasi yang tidak pasti namun krusial, di mana ekonomi harus beralih dari ketergantungan pada belanja negara menjadi pilar yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing, sambil secara bersamaan mengatasi tantangan seperti perlambatan konsumsi dan beban fiskal, Sabtu (27/9/2025).

Ekonomi global berubah tanpa arah yang jelas, menciptakan kebutuhan akan transformasi ekonomi yang mendalam namun penuh ketidakpastian. Masa depan ekonomi Indonesia bergantung pada kemampuan pemerintah untuk meyakinkan publik dan investor bahwa ada arah yang jelas di tengah ketidakpastian. Metafora bergeser dari fokus pada pertumbuhan yang didorong belanja negara ke konsep pertumbuhan yang berkelanjutan, yang berarti memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan generasi mendatang. Pertumbuhan yang inklusif menjadi kunci, yang mencakup penciptaan lapangan kerja, kesejahteraan sosial, pengurangan kesenjangan, dan pelestarian lingkungan.

Tantangan utama adalah keterbatasan ruang fiskal, di mana beban pembayaran utang mengkonsumsi sebagian besar pendapatan negara. Untuk mencapai target pertumbuhan, diperlukan reformasi pendapatan negara, termasuk optimalisasi penerimaan perpajakan dan digitalisasi sistem, serta pengembangan sektor lain. Perubahan paradigma ekonomi juga mencakup pengembangan ekonomi kreatif yang memadukan budaya dan inovasi untuk menciptakan peluang kerja baru dan meningkatkan daya saing daerah. Peningkatan investasi juga menjadi langkah penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Metafora Ekonomi Indonesia adalah sebuah perahu besar yang tengah berlayar di lautan luas penuh arus perubahan global. Anginnya adalah bonus demografi, mesinnya adalah inovasi dan digitalisasi, sementara ombaknya adalah tantangan iklim, geopolitik, dan ketimpangan. Arah layar ditentukan oleh kepemimpinan dan kebijakan yang bijak. Jika arah benar dan awak kapal bekerja sama, maka perahu ini bisa menembus ombak dan tiba di pelabuhan kemakmuran berkelanjutan.

Elemen metafora ekonomi tersebut, bisa diilustrasikan sebagai berikut :
– Perahu besar : Ekonomi Indonesia sebagai negara G20, dengan potensi besar namun juga berat untuk dikendalikan
– Lautan luas dan ombak : Tantangan global berupa resesi, perubahan iklim, perang dagang, disrupsi teknologi
– Angin bonus demografi : Jumlah penduduk usia produktif yang besar bisa mendorong pertumbuhan jika dikelola baik
– Mesin inovasi dan digitalisasi : Pertumbuhan ekonomi masa depan akan sangat bergantung pada kemampuan inovasi dan transformasi digital
– Layar dan nahkoda : Kepemimpinan nasional, kebijakan fiskal dan moneter, arah pembangunan jangka panjang
– Awak kapal : Seluruh elemen masyarakat, baik pekerja, pengusaha, pemerintah, akademisi, dan lain – lain
– Pelabuhan kemakmuran : Visi Indonesia Emas 2045, yaitu negara maju, adil, dan berkelanjutan

Variasi metafora lain yang lebih visual atau berbeda gaya, misalnya :
– “Bambu yang Lentur Tapi Tangguh”, maknanya ekonomi Indonesia mampu beradaptasi dan bertahan menghadapi badai global, meskipun tidak selalu tumbuh paling cepat.
– “Tunas di Tanah Vulkanik”, maknanya dari kondisi penuh tantangan (ketimpangan, korupsi, perubahan iklim), tumbuh potensi luar biasa bila dikelola dengan baik.
– “Jalan Panjang ke Puncak Gunung Emas”, maknanya perjalanan menuju negara maju penuh liku, namun menjanjikan jika terus konsisten dan inklusif.

Mudah – mudahan metafora ekonomi masa depan Indonesia ini bisa disikapi secara positif oleh seluruh pihak terkait, sehingga kita bisa menyiapkan perencanaan yang lebih komprehensif dalam menjawab dinamika tantangan zaman. Orientasi akhirnya tentu akan bermuara pada Indonesia yang maju, adil dan berdaulat serta rakyatnya sejahtera.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *