Lucy Kurniasari : Surabaya Hebat, Angka stunting di Surabaya hanya 1,7%.

Teks foto : sesi foto bersama

Surabaya,- Dalam rangka percepatan penurunan stunting di Jawa Timur, Kemendukbangga atau BKKBN bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI, melakukan sosialisasi Program Bangga Kencana di
Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya Provinsi Jawa timur, Minggu Siang 14 September 2025.

Selain diikuti ratusan peserta sosialisasi, kegiatan itu juga menghadirkan beberapa narasumber, yaitu 1. Dra Lucy Kurniasari anggota Komis IX DPR – RI, 2. Sunarto Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan informasi Publik Biro, Hubungan Masyarakat dan informasi Publik |Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga /Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 3. Aninda Rose Novila S Sos MSi Ketua Tim Kerja Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga /Badan|Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Provinsi Jawa Timur, 4. dr Atiek Tri Arini M Kes. Kepala Bidang Dalduk KB KS Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya.

Sosialisasi diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB. Diteruskan ucapan selamat datang dari tuan rumah.

Setelah itu, penyampaian materi maupun arahan dari para narasumber. Diantaranya, penjelasan Lucy Kurniasari. Menurutnya, kegiatan ini merupakan sosialisasi mitra terbaik komisi IX DPR RI bersama Kemendukbangga atau BKKBN.

“Kami bersyukur, di wilayah Dukuh Pakis Surabaya ini, sudah tidak ada anak stunting. Saya percaya, karena penanganan stunting nomor 1 di Indonesia. Angka stunting di Surabaya hanya 1,7%.

Ada berbagai program unggulan penanganan stunting hasil kolaborasi pemerintah pusat sampai dengan daerah bersama masyarakat. Salah satu teladannya adalah Gati di pusat, Gatra di daerah.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis karena asupan gizi yang kurang. Harapannya anak bangsa menjadi tumbuh maksimal. Ada 4T atau terlalu muda 21 th perempuan dan 25 th untuk laki2. Tidak boleh terlalu tua, dimana idealnya maksimal melahirkan di usia 34 th, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jaraknya.

Pengasuhan yang baik dengan penuh pendampingan terbaik, agar tidak menjadi beban demografi dan tercapainya Indonesia Emas 2045,” jelas Lucy.

Sedangkan, Sunarto menerangkan, Pemerintah melalui Perpres 180 Tahun 2024. Telah mengubah nomenklatur Badan menjadi Kementerian. Artinya saat ini bukan hanya KB saja yang kita tangani. Tapi dinamika kependudukan dan pembangunan keluarga. Dari keluarga yang tertata dengan pengasuhan yang maksimal. Maka, anak akan tumbuh menjadi sehat, mental dan fisik, otak bertumbuh maksimal.

Generasi ini menjadi generasi yang berkualitas. Jika ini berhasil diterapkan secara masif, maka ini yang akan menjadi modal dalamm membangun negeri ini. Harapannya di 2045 mencapai generasi emas.

“Pada saat mendengarkan Mars Keluarga Berencana, terasa tidak asing karena pada saat itu sering kita nyanyikan. Ingat lagu itu, ingat BKKBN.

Kemendukbangga atau BKKBN dalam mengemban amanat dan tugasnya menteri selaku pembantu presiden, Pak Wihaji telah menggerakan quick win mulai dari lahir, anak, remaja, dewasa dan lansia. Kaitannya saat ini, program Makan Bergizi Gratis dengan harapan anak-anak menyerap gizi optimal. Sehingga, optimal pun proses belajarnya. MBG pun diberikan kepada lbu hamil dan menyusui.

Surabaya dengan misi zero stuntingnya seharusnya menjadi percontohan. Upaya pencegahan stunting dimulai dari perencanaan kehamilan, kehamilan yang sehat, dan kelahiran juga pengasuhan yang optimal.

Upaya ini sebagai penjaminan gizi dalam makanan sehatnya. Gatra, genting, program lansia, dan Gati. Emansipasi perempuan dengan pemberian ruang bagi para ibu bekerja salah satunya adalah program Tamasya,” terang Sunarto.

Sementara itu, Aninda Rose Novila mengatakan, Kemendukbangga/BKKBN memiliki program quickwin 1. GENTING 2. TAMASYA 3. GATI 4. LANSIA BERDAYA/SIDAYA 5. SUPER APP.

Genting merupakan gerakan donasi pemberian nutrisi keluarga berisiko stunting. Seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta. Harapannya, gerakan-gerakan ini mampu membawa anak cucu kita menjadi generasi emas bebas stunting.

“Di Surabaya sendiri sudah banyak kegiatan pencegahan stunting, sehingga Kota Surabaya bisa mencapai 1,7% angka persennya. Ini pencapaian baik se-Indonesia raya.  Genting ini merupakan gerakan dari masyarakat untuk masyarakat bisa berupa pemberian nutrisi, dan non nutrisi perbaikan pola asuh, sanitasi, yang mana bisa berupa edukasi.

Ada Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dimana gerakan ini merupakan ajakan para ayah untuk ikut turut serta dalam pengasuhan. Angka fatherless di Indonesia sangat tinggi. Lalu, program Sidaya berupa upaya memperbaiki taraf hidupnya. Salah satunya adalah Selantang atau Sekolah Lansia Tangguh, agar para lansia tetap aktif dan berdaya  Program Taman Asuh Sayang Anak atau Tamasya, adalah tempat pengasuhan anak dengan standarisasi terbaik guna mengoptimalkan pola asuhnya.

Super App merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengetahui program- progran yang dilaksanakan Kemendukbangga/BKKBN program-program ini sebagai upaya pencapaian Asta Cita ke-6 membangun Sumber daya yang unggul,” urainya.

Atiek Tri Arini juga menyampaikan, dengan adanya perubahan nomenklatur, Kemendukbangga sebenarnya memilik tanggung jawab yang sama. Namun lebih luas,  salah satunya adalah Gatra. Dimana salah satunya ada kelompok KB pria. Di Dukuh Pakis disebut Dukuh Pakis Joss, berisi para akseptor MOP, MOW, Kader, dan para Akseptor MKJP. Agar, istri sehat dan keluarga sejahtera. MOP bukan sunat lagi ya.

Tapi pemotongan atau pengikatan saluran sperma. Operasinya bisa langsung pulang.
Kalau MOW ibu-ibunya harus dibius total karena lokasinya di dalam. Kelompok KB Pria ini wujud kepedulian suami kepada istrinya. Bagi istri-istrinya kesulitan berKB seperti penyakit bawaan darah tinggi. Selain itu, gerakan ini merupakan upaya edukasi menyadarkan suami yang tidak mengizinkan istrinya ber-KB. Gerakan bapak-bapak mendukung keluarga harmonis dan sejahtera.
Puspaga mengedepankan betapa pentingnya peran ayah, guna menurunkan angka fatherless. Juga melalui sekolah orang tua hebat pun sebagai upayanya.

“Dalam selantang, ada sekolah standar 1 30 orang, standar 2 juga 30 orang. Sekolah ini merupakan upaya memberdayakan lansia agar tetap aktif dan sehat. Kita juga punya program namanya Kemangi (kelas orang tua mengajak tangguh dan mandiri) berisi 15 orang tua dan 15 anak remaja, sepasang 1 orang tua dan 1 anak remaja.

Untuk tahun depan di 1000 titik sebagai program Bina Keluarga Remaja. Ada program doyokan(?) Door to door untuk penyadaran program KB,” tambahnya.(kr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *