Oleh : Dede Farhan Aulawi
Jakarta – Seputar indonesia.co.id – Istilah “manuskrip arkeologi” biasanya merujuk pada naskah kuno atau dokumen tertulis yang ditemukan melalui kegiatan arkeologi, yakni penggalian dan studi sistematis terhadap sisa-sisa masa lalu. Manuskrip ini menjadi sumber penting dalam memahami budaya, kepercayaan, bahasa, sejarah, dan peradaban masa lampau, Senin (15/9/2025).
Memahami manuskrip arkeologi itu penting untuk membuka jendela ke masa lalu, memperoleh bukti primer yang akurat tentang sejarah dan budaya manusia, melestarikan warisan budaya yang tak ternilai, menelusuri evolusi bahasa dan tulisan, serta memberikan wawasan langsung mengenai pemikiran, kepercayaan, dan kehidupan masyarakat di masa lalu. Manuskrip merupakan jembatan antara tradisi lisan dan pengetahuan tertulis yang memberikan pemahaman mendalam tentang peradaban. Ada beberapa jenis Manuskrip Arkeologi yang perlu kita ketahui, yaitu :
1. Naskah Keagamaan. Contohnya Dead Sea Scrolls (Gulungan Laut Mati) dari Yudea, berisi teks-teks Alkitab Ibrani dan dokumen komunitas Yahudi Essene.
2. Catatan Administratif. Contohnya Tablet tanah liat Mesopotamia berisi catatan perdagangan, pajak, hukum, atau penghitungan hasil panen.
3. Naskah Sastra atau Epik. Contohnya Epos Gilgamesh dari Sumeria, atau Mahabharata dan Ramayana dari India kuno.
4. Prasasti Batu / Logam. Contohnya Prasasti Yupa (Kalimantan), Prasasti Kedukan Bukit, atau Prasasti Ashoka di India.
5. Teks Filosofis dan Ilmiah. Contohnya Naskah-naskah filsafat Yunani Kuno, teks medis Mesir kuno (misalnya Papirus Ebers).
Manuskrip arkeologis bisa ditulis pada berbagai media, antara lain Papirus (Mesir), Kulit hewan (pergamen) yang digunakan di Timur Tengah dan Eropa, Tablet tanah liat di Mesopotamia, Daun lontar di Asia Tenggara dan India, Logam seperti tembaga, perunggu, atau emas, dan Batu digunakan untuk prasasti resmi. Pentingnya memahami Manuskrip dalam Arkeologi untuk memberikan konteks budaya dan sosial masa lalu, menjadi sumber primer sejarah tertulis, mengungkap perkembangan bahasa dan tulisan, serta membantu pelestarian identitas dan warisan budaya.
Secara spesifik, ada istilah “manuskrip arkeologi benda kuno” yaitu naskah kuno yang merupakan artefak hasil kajian arkeologi. Ini biasanya mencakup dokumen tertulis dari masa lalu yang digunakan untuk menelusuri peradaban kuno, sistem kepercayaan, bahasa, budaya, dan sejarah. Manuskrip kuno adalah tulisan tangan pada media seperti daun lontar, kulit kayu, bambu, kulit hewan, atau kertas, yang berasal dari masa lalu dan memiliki nilai sejarah serta budaya. Dalam konteks arkeologi, manuskrip ini merupakan artefak tertulis yang bisa dianalisis, menjadi sumber primer dalam memahami peradaban kuno, dan seringkali mengandung teks keagamaan, hukum, sastra, pengobatan, atau catatan sejarah.
Secara umum, arkeolog dan filolog bekerja sama untuk :
– Identifikasi Bahan : Jenis media (lontar, kulit kayu, batu, kertas, dll).
– Penanggalan : Menggunakan teknik karbon-14 atau analisis paleografi (gaya tulisan).
– Penerjemahan : Karena ditulis dalam aksara dan bahasa kuno (misalnya, aksara Kawi, Jawa Kuno, Pallawa, Arab Pegon).
– Konteks Sosial-Budaya : Apa isi manuskrip itu, dan bagaimana pengaruhnya dalam masyarakat masa lalu.
– Pelestarian : Manuskrip sangat rapuh, sehingga perlu konservasi khusus.
Beberapa manuskrip kuno Indonesia sudah diakui oleh UNESCO Memory of the World, contohnya Nagarakretagama, La Galigo (epos Bugis kuno), dan Babad Diponegoro (catatan perang dan perjuangan). Manuskrip kuno ini sangat penting untuk menelusuri identitas bangsa, memahami nilai-nilai tradisional dan agama, menyusun ulang sejarah lokal dan nasional, serta melestarikan bahasa dan aksara daerah.
Demikian sekilas pengetahuan yang bisa dipelajari untuk menambah referensi ilmu tentang manuskrip arkeologi. Semoga bermanfaat. Aamiin.
(Red)