Sumbang Saran Pemikiran Atas Besarnya Beban Hutang Negara Oleh : Dede Farhan Aulawi

Jakartaseputar indonesia.co.id – Hutang negara yang besar adalah utang pemerintah yang signifikan secara absolut atau relatif terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Hutang ini umumnya digunakan untuk membiayai defisit APBN, yang digunakan untuk menutupi kebutuhan belanja negara dan program-program pembangunan, seperti infrastruktur dan sosial. Namun, hutang yang terlalu besar dapat memicu kekhawatiran akan stabilitas ekonomi. Untuk itu setiap anak bangsa bisa memberikan sumbang saran pemikirannya demi perbaikan bangsa ini, terutama terkait dengan hutang negara yang super besar ini, Senin (25/8/2025).

Saya menyadari bahwa strategi keluar dari hutang negara yang besar merupakan proses kompleks yang melibatkan kebijakan fiskal, moneter, dan struktural secara terkoordinasi. Tujuannya adalah mengurangi beban hutang sambil menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial.

Sumbang saran pemikiran terkait dengan hal tersebut, adalah pertama, Reformasi Fiskal melalui :
a. Peningkatan Pendapatan Negara
– Reformasi pajak : memperluas basis pajak bagi kalangan ekonomi mapan, mengurangi penghindaran pajak, dan meningkatkan efisiensi administrasi pajak, serta menekan penyimpangan uang pajak
– Optimalisasi BUMN : meningkatkan dividen atau menjual aset non-strategis. Pastikan BUMN bukan instrumen untuk balas jasa politik, melainkan instrumen yang mampu membukukan laba sehingga bisa berkontribusi maksimal bagi pendapatan negara
– Privatisasi terbatas : menjual sebagian kepemilikan negara di perusahaan tertentu secara transparan.
b. Efisiensi Pengeluaran
– Penghapusan subsidi yang tidak tepat sasaran, misalnya subsidi energi yang lebih banyak dinikmati kelompok kaya.
– Refocusing anggaran, prioritaskan belanja untuk produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang (pendidikan, kesehatan, infrastruktur).

Kedua, Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan.
– Investasi pada sektor produktif : Industri, pertanian modern, dan teknologi.
– Deregulasi dan iklim investasi : meningkatkan daya tarik investor lokal dan asing.
– Pemberdayaan UMKM yang terencana dan berkelanjutan agar basis ekonomi domestik menjadi kuat.
– Utang bisa menjadi lebih mudah dikelola jika rasio utang terhadap PDB menurun karena PDB tumbuh lebih cepat dari utang.

Ketiga, Manajemen Utang yang Cerdas
– Restrukturisasi utang (jika diperlukan) : Negosiasi ulang jadwal pembayaran, tingkat bunga, atau pokok utang dengan kreditur.
– Diversifikasi sumber pembiayaan : Jangan terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri.
– Penggunaan utang untuk proyek produktif: Hindari utang konsumtif atau proyek bernilai ekonomi rendah.

Keempat, Stabilisasi Nilai Tukar dan Inflasi. Menjaga stabilitas makroekonomi agar beban pembayaran utang luar negeri tidak membengkak karena depresiasi mata uang. Inflasi yang rendah juga menjaga daya beli masyarakat dan mengurangi tekanan sosial.

Kelima, Transparansi dan Good Governance. Audit dan evaluasi proyek yang dibiayai utang secara transparan dan tim independen yang profesional. Meningkatkan akuntabilitas penggunaan utang. Mengurangi korupsi yang memboroskan anggaran dan memperburuk beban utang.

Keenam, Kebijakan Sosial untuk Menjaga Stabilitas. Pastikan penghematan anggaran tidak memicu kerusuhan sosial. Bantuan sosial yang tepat sasaran dan perlindungan terhadap kelompok rentan tetap perlu dijaga.

Kita juga bisa mencontoh negara – negara yang berhasil mengurangi beban hutang, misalnya :
– Irlandia, melalui pemotongan belanja, reformasi fiskal, dan pertumbuhan ekonomi setelah krisis 2008.
– Chile, melalui pengeloaan hutang secara konservatif dan membangun dana cadangan ketika harga komoditas tinggi.

Patut diingat juga bahwa mengurangi hutang bukan soal cepat-cepat melunasi semua utang, tetapi mengelola hutang secara berkelanjutan agar tidak membebani generasi mendatang. Jika belum mampu memberikan warisan terbaik untuk anak cucu kita, minimal kita tidak mewariskan beban hutang yang besar. Tidak lupa pastikan efisiensi anggaran untuk hal – hal yang tidak terlalu urget dan important.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *