Respons Cepat & Peduli Rakyat: Camat Pebayuran Turun Langsung Bantu Lansia 102 Tahun

Kabupaten Bekasiseputar Indonesia.co.id – Di usia senjanya yang telah melewati satu abad, Emak Tami (102) hidup dalam kondisi memprihatinkan di Kedung Lotong RT 03/08, Desa Bantarjaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Tak pernah ia sangka, Rabu (2/7/2025) akan menjadi hari yang mengubah hidupnya. Bantuan yang tak pernah ia minta, akhirnya datang mengetuk pintu rumahnya.

Langkah cepat dan penuh kepedulian datang dari Camat Pebayuran, Hasim Adnan Adha, S.Stp., M.Si.. Mendapat laporan dari warga, ia langsung memimpin peninjauan dan menggerakkan berbagai unsur pemerintahan dan sosial.

“Saya tidak bisa tidur setelah mendengar kondisi Emak Tami. Di usia 102 tahun, beliau masih berjuang hidup dalam kondisi yang tidak layak. Bagi saya, ini bukan sekadar tanggung jawab jabatan, ini soal kemanusiaan,” ujar Camat Hasim dengan mata berkaca-kaca.

“Negara tidak boleh membiarkan rakyatnya merasa sendirian. Siapapun, apapun latar belakangnya, berhak untuk diperhatikan. Maka kami bergerak, dan kami pastikan beliau dibantu, tidak hanya hari ini, tapi juga ke depannya,” lanjutnya penuh ketegasan.

Langkah cepat Camat Hasim mendapat dukungan penuh dari unsur TNI. Peltu Dadang, dari Koramil 11/Pebayuran, mengaku tersentuh hingga ke relung hati saat mendampingi langsung penyerahan bantuan.

“Sebagai tentara, kami dilatih untuk kuat. Tapi melihat Emak Tami, saya justru merasa lemah. Usia beliau 102 tahun, dan masih harus bertahan di tengah keterbatasan. Ini bukan sekadar bantuan logistik, ini tentang memanusiakan manusia,” ungkapnya haru.

Sinergi pun langsung terbangun. Baznas Kabupaten Bekasi, setelah menerima pengajuan dari Muspika Pebayuran, langsung menyalurkan bantuan sejak 25 Juni 2025.

“Kami bergerak berdasarkan hati nurani. Permintaan Camat Pebayuran kami respon cepat, karena ini soal kemanusiaan yang tak bisa ditunda,” kata Randi Prasetya, perwakilan Baznas.

Aksi kolaboratif ini mengundang apresiasi dari berbagai elemen masyarakat. Ketua DPD Akpersi Jawa Barat, Ahmad Syarifudin, C.BJ., C.EJ., mengangkat kisah Emak Tami sebagai simbol nyata hadirnya negara di tengah rakyat kecil.

“Di balik ketegasan birokrasi dan struktur pemerintahan, hari ini saya menyaksikan kelembutan hati yang nyata. Saya salut dengan Camat Pebayuran dan seluruh pihak yang tidak sekadar bekerja, tapi bergerak dengan nurani,” tegasnya.

Di tengah kerumunan, Emak Tami hanya mampu menggenggam tangan Camat dan aparat yang hadir. Matanya tak berhenti berkaca.

“Saya kira saya sudah dilupakan… Tapi ternyata masih ada yang peduli sama saya. Terima kasih, ya Allah… Terima kasih, nak,” ucapnya lirih, sebelum air matanya tumpah.

(Ling)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *