Pamsimas Desa Buanajaya Jadi Polemik Dan Dikeluhkan Menurut Salah Satu Warganya.

Sukabumiseputar indonesia.co.id – Pamsimas di Desa Buanajaya ditinjau Wabup Kabupaten Sukabumi, iyos somantri pada tanggal (8/Desember/2023).

Wabub sendiri menyebutkan,” adanya pamsimas tersebut sangat berdampak positif bagi masyarakat.

Monitoring dan evaluasi pembangunan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Hibah Air Minum Pedesaan (HAMP) Tahun Anggaran 2023, di Kampung Salabuana RT 02 RW 02, Desa Buanajaya, Kecamatan Bantargadung.

Sehingga ujarnya,” pamsimas ini salah satu program andalan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat.

Terdapat 100 Sambungan Rumah (SR) Pamsimas di Desa Buanajaya tersebut.
“Kita ingin melihat seberapa besar pengaruh program Pamsimas ini” jelasnya.

Lebih lanjut, Wabup Iyos, menyebutkan, pembangunan sanitasi air bersih dilokasi tersebut sangat berdampak positif bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi kesehatan.

Apalagi di Desa Buanajaya terdapat belasan anak terkena stunting, dengan adanya sanitasi air bersih risiko penyebab terjadinya stunting bisa diminimalisir.

“Ini adalah salah satu bentuk upaya pemerintah memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Yang paling penting hari ini air yang mengalir bisa dimanfaatkan masyarakat,” ungkapnya.

Wabup berpesan, masyarakat bisa bersama-sama memelihara dan mengelola infrastuktur yang telah dibangun itu dengan sebaik-baiknya guna mencegah terjadinya stunting stunting dan infeksi berulang,”

Menurut yang sering disebut inisial AB penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas), yang dikerjakan 2 tahun kebelakang yang menyerap pagu anggaran sekitaran ” Rp 400.000.000″ melalui dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sukabumi provinsi Jawa Barat. Pada Senin 16/06/2025

Pamsimas tersebut gagal bahkan diduga kuat pada saat pembangunan program tersebut jadi ajang bancakan.

Pasalnya, hari ini warga setempat benar sekali mengeluhkan dan sangat kesulitan mendapatkan sarana air bersih, kendatinya dilingkungan adanya pamsimas.

Tadinya berharap, tiba pamsimas dilingkungan di desa buanayajaya fokusnya di salabuana, masyarakat sangat mudah mendapatkan air bersih sesuai program pemerintah, terhadap layanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan.

Namun disayangkan perpipaannya pun ada yang putus sekarang ini, bagaimana air bersih dapat dirasakan oleh penerima manfaat, dengan demikian dinas perumahan wajib cek lokasi, untuk memastikan,” bebernya.

Lenih lanjut tim investigasi Bedah Kasus,” bidang ahli teknis pamsimas perlu dipertanyakan, atau minta dinas sendiri di audit, bahwasannya dari satu titik kegiatan pamsimas yang ada di lokasi kampung salabuana gagal, patut di duga pamsimas di tempat lain juga,” terang Aden.

Berikutnya, program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, serta swadaya masyarakat. Dengan demikian tentu program ini sudah dengan kajian dan perencanaan yang baik, sehingga ketika program ini dilaksanakan dengan penuh perhitungan.

Dari pertama analisa titik lokasi sampai dengan teknik dan tingkat keberhasilannya, agar program ini dapat mengatasi kebutuhan masyarakat, sehingga dapat terus dirasakan manfaatnya.

Namun sayang tidak demikian dengan warga yang ada dilingkungan kampung Salabuana RW 04, Desa Buanajaya kecamatan Bantargadung, pasalnya, mereka mengeluhkan adanya kesulitan mendapatkan sarana air bersih itu, kendati dilingkungannya ada Pamsimas.

Ada apa dengan program yang satu ini ?, “Kan sudah jelas namanya Pamsimas, tapi kenapa masih kesulitan air, ternyata setelah dilakukan penelusuran pada titik lokasi Pamsimas, didapati adanya dugaan pada debit air nya yang tidak maksimal, karena pasokan air Pamsimas ini berasal dari sumber yang sama dengan mata air yang sebagiannya sudah dipergunakan masyarakat sejak bertahun-tahun,” tutupnya.

(Reporter: Muhtar Bahtiar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *