News  

KKN Mahasiswa Universitas Panca Marga Manfaatkan Limbah Kulit Bawang Merah sebagai Pestisida Nabati Ramah Lingkungan

Klaseman, Probolinggo ~ 30 Agustus 2024. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Panca Marga (UPM) sukses mengembangkan inovasi ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah kulit bawang merah sebagai bahan dasar pestisida nabati. Program ini digagas oleh kelompok KKN UPM Desa Klaseman, yang diketuai oleh M. Rizky Hidayatullah sebagai Koordinator Desa. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani setempat pada pestisida sintetis yang berisiko bagi kesehatan dan lingkungan.

“Desa Klaseman dikenal sebagai sentra penghasil bawang merah. Namun, setelah observasi, kami menemukan banyak limbah kulit bawang merah yang terbuang sia-sia, bahkan menumpuk di sekitar lahan pertanian. Ini tidak hanya menjadi potensi pencemaran lingkungan, tetapi juga peluang untuk dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, salah satunya sebagai pestisida nabati,” ujar Rizky.

Mahasiswa KKN UPM melakukan berbagai tahapan dalam penelitian ini, dimulai dari survei dan observasi masalah di masyarakat hingga perencanaan dan pelaksanaan program. Salah satu langkah utama adalah mengumpulkan bahan utama, yaitu kulit bawang merah, dari rumah ke rumah dan sisa hasil panen petani. Setelah itu, mereka mengadakan penyuluhan yang mencakup praktik pembuatan pestisida nabati dan pengaplikasiannya langsung pada tanaman bawang merah di Desa Klaseman.

Pestisida nabati yang dikembangkan oleh mahasiswa ini menawarkan berbagai keuntungan. “Pestisida nabati cenderung lebih mudah terurai secara alami dan tidak meninggalkan residu berbahaya, sehingga mengurangi risiko pencemaran tanah dan air. Selain itu, pestisida ini lebih aman bagi petani karena tidak mengandung bahan kimia beracun,” jelas Rizky.

Pestisida ini juga dinilai lebih ekonomis karena menggunakan limbah kulit bawang merah yang melimpah dan sering kali tidak memiliki nilai ekonomi. “Dengan pestisida nabati, petani dapat mengurangi biaya produksi dan sekaligus mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia sintetis,” tambah Rizky.

Meskipun respons masyarakat dan petani setempat terhadap inovasi ini positif, beberapa petani masih skeptis terhadap efektivitas pestisida nabati dibandingkan dengan pestisida kimia. Untuk mengatasi hal ini, Rizky dan timnya berencana mengadakan lebih banyak demonstrasi lapangan dan uji coba yang melibatkan para petani.

Ke depannya, tim KKN berharap inovasi ini dapat memberikan dampak jangka panjang yang signifikan. “Kami berharap penggunaan pestisida nabati ini dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetis dan berkontribusi pada pertanian yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, kami ingin mendorong pemanfaatan limbah kulit bawang merah yang sebelumnya hanya dibuang, menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi petani dan lingkungan,” pungkas Rizky.

Dengan langkah inovatif ini, diharapkan Desa Klaseman dapat menjadi contoh bagaimana limbah pertanian dapat diubah menjadi solusi berkelanjutan yang mendukung kesejahteraan petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. ( bsr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *