Sogaeadu – Kepala Desa Sihare’6 Sogaeadu Kecamatan Sogaeadu Kabupaten Nias Dermawan Waruwu mendorong Pemerintah untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri.
Hal itu disampaikan Dermawan kepada media ini Senin (20/5/2024). “Kami mendorong pemerintah untuk mendirikan SMA Negeri”.
Menurut Dermawan sejak berpisahnya Sogaeadu dari Kecamatan Gido Kabupaten Nias melalui Perda 3/2012 hanyalah SMK Negeri yang ada. Sementara SMA Negeri menjadi kebutuhan bagi generasi yang baru dinyatakan lulus dari tingkat SMP, Ucapnya.
Lanjut Dermawan, untuk memudahkan beban pemerintah dalam mendirikan SMA Negeri, dia dan keluarga besarnya bersedia menghibahkan lahan seluas satu hektar di Desa Sihare’6 Sogaeadu Kecamatan Sogaeadu Kabupaten Nias. Menurutnya lokasi ini sangat strategis untuk 5 SMP Negeri yang berdekatan.
Selama ini mereka hanya bisa mendaftar diri di SMA N 1 Gidö Kabupaten Nias dengan jarak 15 kilometer. Mengingat syarat penerimaan siswa di SMA Negeri dengan jalur zonasi, prestasi, pindah tugas orang tua dan KIP, tidak semunya diterima, tuturnya.
Jarak dengan SMK Negeri 1 Sogae’adu sekitar 7 kilometer. Dan kapasitas siswa terbatas diterima. Juga tidak adanya kendaraan umum yang lintas di wilayah ini menuju sekolah.
Bagi orang tua yang mampu dan memiliki pendapatan per kapita yang memadai. Maka menyekolahkan anaknya di SMA Swasta. Namun, dominan orang tua siswa di 5 SMP Negeri ini rata-rata petani, akhirnya banyak siswa yang mengurung niatnya melanjutkan pendidikan di tingkat SMA Negeri atau sederajat.
Untuk mengentaskan masalah ini, menurut Dermawan jika adanya niat pemerintah maka lokasi strategis didirikannya SMA Negeri di Desa Sihare’ö Sogae’adu.
Arah Desa Sihare’o Sogae’adu, ada 5 SMP Negeri yang menjadi cikal bakal berdiriya SMA Negeri. SMP N 2 Sogae’adu dengan jaak 2,8 kilometer. SMP N 3 Sogae’adu dengan jarak 1 kilometer. SMP N 5 Gidö di Desa Lahemo dengan jarak 3 kilometer. SMP N 3 Ma’u di Dsa Sihare’ö III dengan jarak 4 kilometer. SMP N 1 Somolo-molo dengan jarak 5 kilometer, Katanya.
Kata Dermawan hanya melalui pendidikan sikap dan cara berpikir generasi baru mampu mengarah ke hal positif.
“Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, kamu dapat mengubah dunia” kata Dermawan menirukan kata bijak dari Nelson Mandela, Imbuhnya. (Red/at).