News  

Percepatan Penurunan Stunting, Kemendukbangga Bersama Mitra Kerja Gencar Sosialisasi Program Bangga Kencana Di Jawa Barat.

Teks foto ; sesi foto bersama

Jawa Barat.- Dalam rangka untuk mendukung percepatan program penurunan stunting, Kemendukbangga bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI gencar sosialisasi program Bangga Kencana di Jawa Barat.

Kali ini, sosialisasi program Bangga Kencana di laksanakan di Kecamatan Indramayu, Kabypaten Indramayu, Minggu Pagi 30 November 2025. Selain diikuti ratusan peserta, sosialisasi itu menghadirkan beberapa narasumber untuk menyampaikan materi. Yaitu, Dr Hj Netty Prasetiyani M Si anggota Komisi IX DPR-RI, Elma Tri Yulianti Djadjuri S Psi MM Psikolog sebagai Penata KKB Ahli Madya Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat, dan H Iman Sulaeman S T M Pd selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Indramayu.

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB. Diteruskan dengan ucapan selamat datang dari pihak tuan rumah.

“Yang penting kata kuncinya untuk Indonesia maju, adalah keluarga berkualitas. Semoga akan terbentuk Indonesia Emas. Tidak mungkin ada penduduk tanpa ada keluarga. Pemerintah terus membangun sumber daya manusia, mulai dari unit terkecil yaitu keluarga. Semoga bapak dan Ibu sebagai narasumber disini, tidak pernah bosan membimbing kita sebagai masyarakat dalam membangun kualitas anak-anak kita,” kata H Ruswa DPD Indramayu .

Selanjutnya, penyampaian paparan materi oleh Elma sebagai perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat. Ia menerangkan,
dahulu Kemendukbangga/ BKKBN sudah banyak melalui transformasi. Sejak 1970-2000 logo BKKBN ada di mata uang, di lima rupiah. Di bawah 2009 pokok cakupan tugas kami berfokus pada keluarga berencana / KB saja dengan promosi 2 anak cukup.

Kemudian 2009-2024, turun UU No. 52 Tahun 2009 dimana dilarang pembatasan jumlah anak. Sejak 2009-2024, kami menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dimana tugasnya adalah pengendalian penduduk, jumlah penduduk harus dikendalikan maka jumlah keluarga harus direncanakan. Semakin berkembang zaman, sasaran kami menjadi lebih luas dan utama pada kalangan muda.

Elma juga menerangkan, sejak 2024 kami bertransformasi menkadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Transformasi berupa wujud adaptasi agar dapat mewujudkan generasi emas.

“Kami memiliki 5 program prioritas:
1. Tamasya (Taman asuh anak) – bekerja sama dengan daycare / tempat penitipan anak agar para pengasuh daycare berkualitas.
2. GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) – mengajak para ayah untuk terlibat pengasuhan
3. GENTING (Gerakan orang tua asuh cegah stunting) – angka stunting di Indramayu masih tinggi tp sudah turun, kita bergerak untuk Indonesia (NEW) zero stunting dimana tidak ada angka stunting baru.
4. Sidaya (Lansia Berdaya) membina para lansia agar terus berdaya, meningkatkan angka harapan hidup.
5. Superapps – tempat konsultasi mengenai parenting, kontrasepsi, dll.

“Jangan lupa ya, BKKBN telah bertransformasi menjadi Kemendukbangga. Jangan lupa tagline “Berencana Itu Keren,” terangnya.

Sedangkan, Kadis DP3AKB Kab Indramayu – Iman Sulaeman menjelaskan, tentang Quick Win kemendukbangga ini, sebagai upaya warga negara menjadi lebih berkualitas.
Tamasya misalnya, bimbingan di tempat penitipan anak agar anak-anak kita dititipkan pada tempat yang tepat
Gati, baru akan digalakan di Indramayu. Hal ini sama sebagai salah satu upaya agar ayah terlibat dalam pengasuhan, sehingga anak-anak kita bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Jika berbicara pada peningkatan kualitas harus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu dari keluarga. Dididik dan lindungi anak-anak, para remaja ini masih labil pola pikirnya, kita bantu agar anak-anak kita tidak tersandung kenakalan remaja dan pernikahan dini.

,”Di Indramayu ada kelompok dan programnya namanya PEKA (Kelompok Perempuan Kepala Keluarga) yaitu binaan kepada para perempuan yang ditinggal suaminya. Program ini bertujuan untuk,
meningkatkan kemandirian ekonomi melalui pendampingan, pelatihan, dan bantuan stimulan usaha mandiri. Serta, membentuk kelompok-kelompok di tingkat desa dan kecamatan agar perempuan kepala keluarga dapat saling mendukung dan berkembang bersama, dan memberikan dukungan psikososial dan akses terhadap layanan pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu, Nety dari Komisi IX DPR RI menyampaikan, bahwa lUrusan pendidikan juga dimulai dari keluarga. Namun masih banyak orang tua yang menyepelekan pendidikan. Oleh karena itu rata-rata angka pendidikan anak indonesia di kelas 2.
Sopan santun, pendidikan agama, semua dimulai dari keluarga.

“Oleh karena itu kita buat keluarga kita sebagai keluarga harmonis. Saya mau titip pesan, ketahanan keluarga kita harus kita jaga. Imunisasi dasar harus kita penuhi untuk para anak kita. Untuk kita, harus memperjuangkan ketahanan keluarga. Meliputi,
1. Ketahanan fisik dan ekonomi keluarga, bapak-bapak harus bekerja. Fisik, menikah di usia ideal, dicukupi kebutuhan gizinya dengan makanan bergizi.
2. Ketahanan psikologis. Terima pasangan kita bantu anak-anak kita berkembang dengan baik.
3. Ketahanan sosial – bertetangga dan bersosial dengan baik.
4. Ketahanan spiritual – ketahanan agama.

“Kita lahir dari keluarga, tumbuh dari keluarga, semua hal bermula dari keluarga. Stunting adalah gagal tumbuh di 1000 hari pertama kehidupan akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Urusan pendidikan juga dimulai dari keluarga. Namun masih banyak orang tua yang menyepelekan pendidikan. Oleh karena itu rata-rata angka pendidikan anak indonesia di kelas 2 smp.

“Sopan santun, pendidikan agama, semua dimulai dari keluarga. Oleh karena itu kita buat keluarga kita sebagai keluarga harmonis.

Saya mau titip pesan, ketahanan keluarga kita harus kita jaga. Imunisasi dasar harus kita penuhi untuk para anak kita. Untuk kita, harus memperjuangkan ketahanan keluarga.
1. Ketahanan fisik dan ekonomi keluarga, bapak-bapak harus bekerja. Fisik, menikah di usia ideal, dicukupi kebutuhan gizinya dengan makanan bergizi.
2. Ketahanan psikologis. Terima pasangan kita bantu anak-anak kita berkembang dengan baik.
3. Ketahanan sosial – bertetangga dan bersosial dengan baik.
4. Ketahanan spiritual – ketahanan agama,” urainya. (Ht)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *