KUNINGAN,— Dalam rangka mendukung upaya percepatan penurunan angka stunting di masyarakat, digelar Sosialisasi Program Bangga Kencana bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI, bertempat di Ballroom Raja Seafood, Desa Sumbon, Kecamatsn Kroya, Ksbupaten Indramayu, (23/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, serta menghadirkan sejumlah narasumber yang menyampaikan materi seputar program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) dan strategi pencegahan stunting di tingkat keluarga.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, kemudian dilanjutkan dengan sambutan tuan rumah serta sesi pemaparan materi dari Dr. Hj. Netty Prasetiyani, anggota Komisi IX DPR RI.
Dalam penyampaiannya, Netty menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam mencegah stunting sejak dini.
“Stunting kalau sudah menjadi masalah, itu tanggung jawab bersama. Penyebab utamanya adalah kekurangan gizi dan penyakit infeksi yang berulang. Sumber stunting ada di keluarga, karena 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terjadi di dalam keluarga. Maka keluarga harus ikut bertanggung jawab,” ujar Netty.
Ia juga menyoroti pentingnya pola asuh yang benar dalam membentuk generasi sehat dan berkualitas.
“Kesehatan anak dimulai dari keluarga. Mengasuh anak harus dengan benar, karena semua akan dimintai pertanggungjawaban. Segala sesuatu dimulai dari keluarga — yang mengatur dan merencanakan adalah keluarga,” tambahnya.
Sementara itu, H. Iman Sulaiman dari DP3KB Indramayu turut memaparkan sejumlah program unggulan BKKBN yang sedang berjalan.
“Salah satunya program Genting yang berfokus pada percepatan penurunan stunting. Alhamdulillah angka stunting turun dari 18 persen menjadi 9 persen, meskipun setiap tahun angkanya bisa naik turun. Karena itu, orang tua harus menjaga pola makan dan pola asuh anak agar tumbuh sehat dan cerdas,” jelasnya.
Iman juga memperkenalkan program Sudaya (Lansia Berdaya) yang mendorong para lanjut usia tetap aktif dan produktif.
“Semua lansia harus punya aktivitas, salah satunya lewat sekolah lansia. Program ini bertujuan agar para orang tua bisa tetap mandiri dan berdaya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Iman Hikmat dari UPT Balai Diklat Cirebon menjelaskan peran strategis BKKBN sebagai lembaga nasional dalam pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga.
“BKKBN kini menjadi kementerian, dipimpin oleh Menteri Wihaji, mantan Bupati Batang. Jawa Barat sendiri merupakan penyumbang terbesar jumlah penduduk di Indonesia, dengan rata-rata 380 ribu kelahiran per tahun atau setiap tiga menit lahir satu bayi di Jabar,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan program Bangga Kencana membutuhkan kolaborasi lintas sektor, termasuk masyarakat.
“Stunting adalah gagal tumbuh yang seharusnya bisa diantisipasi sejak awal. Karena itu, kami di Kementerian Bangga Kencana terus berjuang menuju zero stunting. BKKBN maju bersama mitra, BKKBN maju bersama masyarakat,” tutupnya.(hr)








