Teks foto : sesi foto bersama
SURABAYA ~ Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kemendukbangga bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI menggelar sosialisasi program Bangga Kencana di Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur, Sabtu Pagi (27/9/2025).
Selain diikuti ratusan peserta sosialisasi, kegiatan itu juga menghadirkan beberapa narasumber. Yaitu, Dra Lucy Kurniasari anggota Komis IX DPR RI. Sunarto Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan informasi Publik Biro Hubungan Masyarakat dan informasi Publik Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga /Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Taufik Daryanto S.Psi M Sc Ketua Tim Kerja Humas dan Informasi PublikKementerian |Kependudukan dan Pembangunan Keluarga /Badan |Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Serta Jenni Butar Butar Koordinator PKB Kecamatan Wonokromo.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, serta sambutan dari tuan rumah.
Selanjutnya, kegiatan penyampaian materi oleh beberapa narasumber. Dalam penjelasannya, Lucy Kurniasih menyampaikan bahwa, pertemuan hari ini bekerja sama dengan BKKBN yang sudah berubah nomenklatur menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kemendukbangga.
“Alhamdulllah, kita bisa bersilahturahmi hari ini, semoga bisa memperpanjang umur dan rezeki kita. Hari ini diadakan sosialisasi terkait program Bangga Kencana.
Program Bangga Kencana adalah singkatan dari pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana. Saya mengapresiasi inovasi yang dilakukan pemerintah Kota Surabaya. Pemkot Surabaya sudah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 1.7%. Sebentar lagi kita akan mencapai zero. Dulu angka stunting kita 28%. Secara nasional sekarang masih 19.2%, provinsi surabaya 17%. Kelurahan Jambangan saat ini, zero stunting. Saya juga punya program yang bekerja sama dengan Kemenkes untuk memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil. Kita sudah ada juga kegiatan yang melibatkan ayah sehingga pengasuhan anak juga tidak hanya oleh ibu saja.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting itu bisa dicegah tapi tidak bisa diobati. Harapan kita kedepan kita bisa zero stunting. Mulai dari kemendukbangga bekerja sama dengan sektor lain. 1000 Hari Pertama Kehidupan perlu terus kita jag yan dimulai sejak pertemuan sperma dan sel telur. Usia menikah juga 25 tahun bagi laki-laku dan 21 tahun bagi perempuan.
Kita perlu hindari yang namanya 4T, yaitu terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak dan terlalu muda. Idealnya 2 anak, jangan terlalu banyak karena ada potensi anak stunting,” jelas Lucy.
Sedangkan, Pak Sunarto menerangkan,
Kemendukbangga saat ini tidak hanya berfokus pada jumlah anak melainkan lingkup yang lebih besar, yaitu pembangunan keluarga.
“Kita perlu bekerja sama untuk menghasilkan keluarga yang sehat dan harmonis. Tantangan sekarang adalah keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Tapi ada HP. HP sudah jadi keluarga baru. Dimana waktu kita banyak dihabiskan disana. Baik ibu terlebih ayah jangan pikir kalau kita sudah kasih uang, kasih bekal udah cukup. Kita perlu kasih waktu sekali lagi sehingga kita bisa menghasilkan keluarga yang sehat dan harmonis,” terang Sunarto.
Sementara itu, Pak Taufik menjelaskan, TFR Jatim saat ini 1.9 dan Surabaya sudah di bawah 2. Dulu 2 anak cukup, sekarang 2 anak sehat. Dulu isunya adalah ledakan penduduk, sekarang isunya adalah kesehatan reproduksi. Kalau terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak dan terlalu sering – berkaitan dengan kespro ibu.
Stunting kita paling rendah se-Indonesia karena kader kader kita baik. Laporannya banyak tapi inovasinya bagus yaitu melalui KSH dengan aplikasi KSW shg ketika ada kejadian cepat ditangani. Kita punya Quick Win, ada GATI. Peran ayah perlu terus ditingkatkan. Pertama, mengantar anak di hari pertama sekolah kemarin. Kedua, pelayanan KB diarahkan kepada pria. Kalau sulit untuk ikut MOP bisa cek testimoni peserta MOP di Kemendukbangga Jatim.
Penyuluh KB dari OPD KB Kota surabaya memiliki tim pendamping keluarga sebanyak 2114 tim. Pendampingan dilakukan dari bumil hingga PUS. Kita juga punya sekolah orang tua hebat, sebagai inovasi pencegahan penuruanan stunting. Bagi lansia, sudah ada kelas lansia setiap kecamatan.
Kita sebagai orang tua perlu mengawasi, sekarang ada kera sakti (kelas remaja) sehingga remaja bisa mempersiapkan diri demi mencegah terjadinya stunting. Perlu mempersiapkan diri baik secara finansial, mental dan psikologi. Pergaulan sekarang sudah sangat bebas, kehamilan di luar nikah itu bisa dicegah melalui pendekatan orang tua. Mulai dari gerakan ayah teladan. Vasektomi kota surabaya sekarang sudah capai target di bulan mei kemarin, tapi sedang mau disiapkan lagi untuk akhir tahun ini sedang menunggu revisi anggaran,” urainya.(rm)