Keterampilan Memenaca Sidik Jari (DERMATOGLYPHICS)

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Jakartaseputar indonesia.co.id – Sidik jari adalah pola unik berupa garis-garis pada permukaan ujung jari yang terbentuk saat janin dalam kandungan dan tidak berubah seumur hidup, menjadikannya alat identifikasi manusia yang akurat. Sidik jari memiliki berbagai fungsi penting, termasuk identifikasi dalam investigasi kriminal, sistem keamanan perangkat elektronik, hingga sebagai dasar pembuatan kartu identitas.

Keterampilan membaca sidik jari (disebut juga dermatoglyphics) bisa digunakan untuk berbagai tujuan, dari identifikasi forensik hingga pemahaman karakter atau potensi seseorang dalam konteks non-medis dan non-forensik, seperti yang dipromosikan dalam “Dermatoglyphic Multiple Intelligence Test (DMIT)”.

Membaca sidik jari adalah keterampilan menganalisis pola-pola ridges (garis-garis kulit) di ujung jari. Tujuan analisis sidik jari ini bisa bermacam-macam, misalnya :
– Forensik : Mengidentifikasi seseorang secara unik.
– Psikologi / Potensi Diri : Mengkaitkan pola sidik jari dengan tipe kecerdasan atau kepribadian.
– Medis : Kadang digunakan untuk membantu diagnosis kelainan genetik.

Ada 3 pola utama sidik jari, yaitu :
– Loop : Pola garis masuk dari satu sisi dan kembali ke sisi yang sama. Karakter orangnya fleksibel, mudah beradaptasi, dan komunikatif.
– Whorl : Pola melingkar seperti spiral. Karakter orangnya mandiri, kuat dalam logika, dan suka tantangan.
– Arch : Pola garis naik membentuk lengkungan seperti bukit. Karakter orangnya kritis, tekun, dan realistis

Dalam beberapa pendekatan populer seperti DMIT, pola sidik jari dipercaya berhubungan dengan :
– Tipe kecerdasan dominan (Multiple Intelligences – Howard Gardner):
– Verbal-linguistik
– Logika-matematika
– Kinestetik
– Visual-spasial
– Interpersonal
– Intrapersonal
– Musik
– Naturalis
– Gaya belajar seseorang (Visual / Auditori / Kinestetik)

Satu hal yang perlu diingat adalah klaim bahwa sidik jari bisa menunjukkan kepribadian atau kecerdasan belum diakui secara ilmiah secara kuat. Ini lebih ke arah pop-psychology atau pseudoscience. Adapun keterampilan yang dibutuhkan untuk Membaca Sidik Jari, adalah :
– Kemampuan mengidentifikasi pola dasar (loop, whorl, arch)
– Mampu mengenali titik minutiae (untuk keperluan forensik)
– Ketelitian visual tinggi
– Pemahaman dasar tentang genetika dan anatomi sidik jari
– Pengetahuan tentang teori kecerdasan ganda (untuk pendekatan DMIT)

Semoga bermanfaat untuk menambah khasanah keilmuan dan keterampilan dalam membaca sidik jari tersebut. Aamiin YRA.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *