Oleh : Dede Farhan Aulawi
Jakarta – seputar indonesia.co.id – Peperangan yang masih berlangsung sampai saat ini di beberapa kawasan seperti Palestina, Ukraina, atau Houthi pada dasarnya memberikan ilustrasi yang kompleks dan menjadi medan perang baru kekuasaan global, tempat di mana kepentingan ekonomi, dominasi wilayah, dan proyek ekspansi dijalankan lewat konflik terbuka. Perang adalah titik temu dari perbedaan pandangan, prinsip dan kepentingan yang dinilai buntu. Yang bertempur adalah negara, yang mendesain adalah elite kekuasaan, dan yang menanggung akibatnya adalah rakyat biasa, (8/9/2025).
Dinamika medan perang modern ditandai oleh transformasi dari perang fisik menjadi medan tempur yang multidimensional (fisik, digital, psikologis, dan diplomatik), dengan proyeksi yang melibatkan teknologi canggih seperti AI, drone, senjata presisi, serangan siber, dan informasi. Perang modern bersifat cepat, kompleks, sulit dilacak, dan menghancurkan, serta tidak hanya mengandalkan kekuatan militer tradisional tetapi juga literasi informasi dan kecakapan digital.
Harga sebuah perang selalu ditanggung oleh mereka yang tidak punya akses membuat keputusan. Perang memiskinkan yang sudah miskin, meminggirkan yang sudah tersingkir, dan menghancurkan semua infrastruktur yang sudah dibangun dengan segala macam sumber daya yang dimiliki, bahkan bila perlu dengan pembiayaan hutang luar negeri. Sementara itu, industri senjata dan kelompok investor global meraup keuntungan besar dari setiap medan peperangan. Lihat saja bagaimana perusahaan Lockheed Martin yang mencatat laba USD 8,7 miliar pada 2023 yang mengalami kenaikan 12% dibanding 2022. Konflik menjadi semacam mesin ekonomi bagi negara tertentu dan korporasinya.
Baiklah pada kesempatan ini akan diuraikan berbagai karakteristik dari perang modern. Terminologi medan perang modern pada dasarnya merujuk pada lingkungan dan kondisi di mana konflik militer kontemporer berlangsung. Berbeda dengan perang tradisional yang sering terjadi di medan terbuka dan jelas, medan perang modern sangat kompleks dan multifaset.
Hal – hal yang menjadi kata kunci dan karakteristik utama dalam peran modern ini, adalah :
– Perang Asimetris. Konflik antara kekuatan militer konvensional dengan kelompok non-negara seperti gerilyawan, teroris, atau milisi. Contohnya adalah perang melawan terorisme.
– Teknologi Tinggi. Penggunaan drone, satelit, senjata presisi tinggi, perang siber, dan sistem pertahanan canggih menjadi sangat dominan.
– Perang Siber. Serangan terhadap sistem komputer dan jaringan informasi lawan untuk melemahkan kemampuan komunikasi, intelijen, dan infrastruktur vital.
– Perang Elektronik, dengan mengganggu atau memanipulasi sistem radar, komunikasi, dan sensor musuh.
– Medan Perang Urban. Pertempuran di kota-kota dan pemukiman yang padat, yang menghadirkan tantangan bagi pasukan karena adanya warga sipil dan infrastruktur penting.
– Kombinasi Operasi Militer dan Non-Militer. Selain pertempuran fisik, perang modern sering melibatkan operasi informasi, propaganda, dan perang psikologis untuk mempengaruhi opini publik dan moral lawan.
– Perang Hibrida dengan menggabungkan berbagai metode dan alat, mulai dari operasi militer konvensional, perang asimetris, serangan siber, hingga propaganda.
Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat sebagai gambaran umum dalam memperkaya literasi keilmuan di bidang pertahanan. Aamiin.
(Red)