Palabuhan Ratu – seputar indonesia.co.id – Lantunan doa dan dzikir menggema di Masjid Agung Palabuhanratu saat ribuan jamaah, ulama, umara, dan masyarakat menyatu dalam Istighosah Kubro dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-155. Dengan penuh kekhusyukan, seluruh hadirin bermunajat memohon keselamatan bangsa dan negara, serta keberkahan bagi Sukabumi tercinta, Kamis (4/9/2025).
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Bupati Sukabumi, Drs. H. Asep Japar, MM ini diikuti sekitar 1000 jamaah dari berbagai kalangan, termasuk jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, alim ulama, hingga para pemimpin institusi pemerintahan dan keamanan.
Turut hadir dalam kesempatan penuh makna ini, Dandim 0622/Kab. Sukabumi Letkol Kav Andhi Ardana Valerianda, SH, M.Si, Kapolres Sukabumi AKBP Dr. Samian, SH, S.I.K., M.Si, jajaran TNI-Polri, pimpinan lembaga peradilan, DPRD, kepala OPD, para camat, kades, hingga tokoh agama se-Kabupaten Sukabumi.
Suara Kebersamaan dari Para Pemimpin
Dalam sambutannya, Kapolres Sukabumi AKBP Dr. Samian menekankan bahwa doa bersama ini adalah wujud nyata ikhtiar spiritual menjaga Sukabumi tetap aman dan damai. “Dengan doa kita serahkan diri kepada Allah SWT. Mari kita bergandengan tangan menjaga Sukabumi tetap tenteram, mubarokah, dan menjadi teladan bagi daerah lain,” ungkapnya.
Senada, Dandim 0622/Kab. Sukabumi Letkol Kav Andhi Ardana Valerianda mengingatkan pentingnya menjaga persatuan di tengah situasi bangsa yang penuh tantangan. “Sukabumi adalah tanah yang diberkahi. Mari kita hindari segala bentuk provokasi, saling menghormati, dan bersama membangun daerah yang kita cintai ini agar menjadi kabupaten idaman dan istimewa,” pesannya.
Sementara itu, Bupati Sukabumi, Drs. H. Asep Japar, MM menegaskan bahwa peringatan hari jadi ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum spiritual. “Mari kita jadikan istighosah ini sebagai sarana memperkuat kebersamaan ulama, umara, dan masyarakat. Pembangunan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga spiritual. Dengan doa dan kebersamaan, insya Allah Sukabumi akan semakin maju, unggul, berbudaya, dan berkah,” tuturnya.
Dzikir dan Doa Menyatu ke Langit
Rangkaian kegiatan ditutup dengan dzikir dan doa bersama, di mana seluruh jamaah menundukkan kepala, mengangkat tangan, dan memohon kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana dan perpecahan, serta senantiasa diberi keselamatan dan keberkahan.
Dalam suasana syahdu, gema istighosah itu bukan sekadar lantunan doa, melainkan ikrar bersama: bahwa Sukabumi akan terus dijaga, dirawat, dan dibangun dengan kesungguhan iman, persaudaraan, serta pengabdian kepada bangsa dan negara,” tutup
(Muhtar Bt)