Jakarta – seputar indonesia.co.id – Universitas Bakrie melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di UMKM Galleries Abata, sebuah usaha kerajinan batik milik Indri, berlokasi di Jl. Raya Bogor KM.19 No.1, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Jumat (22/8) yang dimulai pada pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung penguatan kapasitas UMKM dalam aspek keuangan, komunikasi merek, dan pemanfaatan teknologi digital, sehingga mampu meningkatkan daya saing baik di pasar domestik maupun internasional.
“Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Galleries Abata merupakan usaha kreatif yang menghasilkan berbagai produk berbahan kain batik, mulai dari baju, tas, sepatu, pouch, gantungan kunci, hingga tali tas dengan harga Rp40 ribu hingga Rp1,7 juta. Produk-produk tersebut dipasarkan melalui e-commerce dan telah menembus pasar internasional seperti Amerika, Belanda, dan Uni Emirat Arab “, ujar Dosen Akuntansi Universitas Bakrie Jurica Lucyanda di Jakarta, Jum’at (22/8/2025).
Hal tersebut ia sampaikan di sela – sela kegiatan PkM guna menjelaskan terkait dengan maksud dan tujuan dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Bakrie ini. Ia pun menjelaskan bahwa kegiatan PkM Universitas Bakrie merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh para dosen dan mahasiswa sebagai salah satu manifestasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,
Adapun tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Bakrie terdiri dari dosen dan mahasiswa lintas program studi, yaitu Dita Nurmadewi (Dosen Sistem Informasi), Jurica Lucyanda (Dosen Akuntansi), Anastasya Andriarti (Dosen Ilmu Komunikasi), Haris Rafi (Dosen Sistem Informasi), serta dua mahasiswa, Ni Kadek Sri Manik (Sistem Informasi) dan Komang Ayu Sumariasih (Akuntansi).
Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini, dilakukan dalam tiga bentuk pelatihan yang dirancang sesuai kebutuhan UMKM, yaitu :
1. Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) oleh Jurica Lucyanda, untuk membantu usaha memahami standar akuntansi yang sesuai dengan karakteristik usaha kecil. Standar ini disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan ditujukan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah agar mampu menyusun laporan keuangan yang lebih sederhana, namun tetap sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
2. Pelatihan Brand Storytelling oleh Anastasya Andriarti, guna memperkuat strategi komunikasi merek melalui narasi yang menarik di media sosial.
3. Pelatihan Aplikasi Mobile SAK EMKM oleh Dita Nurmadewi dan Haris Rafi, agar pelaku UMKM dapat lebih mudah mencatat transaksi dan laporan keuangan melalui teknologi digital.
“Pelatihan ini dilakukan melalui kombinasi pemaparan materi dan praktik langsung, sehingga peserta dapat langsung mencoba materi yang diberikan. Selain itu, dilakukan juga pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil post-test menunjukkan adanya peningkatan pemahaman, khususnya bagi pemilik UMKM, yang mengaku semakin terbuka wawasannya terkait pencatatan keuangan, strategi pemasaran, dan pemanfaatan teknologi digital,“pungkasnya.
(Red)