Dari Pantai Timur Papua, Dua Srikandi Polri Hadir Membawa Harapan

Dari Pantai Timur Papua, Dua Srikandi Polri Hadir Membawa Harapan

Seputarindonesia.co.id // SARMI — Di Kampung Ansudu, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, dua sosok Srikandi Polri hadir membawa harapan dan senyuman. Mereka adalah IPDA dr. Chintya Widodo dan BRIPKA Ita Sombo Allo, dua personel wanita tangguh dari Satgas Operasi Damai Cartenz.

Mereka disambut hangat oleh warga terutama anak-anak yang berlarian penuh ceria pada Senin (4/8/2025). Bukan tanpa alasan, kehadiran kedua polwan ini menjadi bagian dari kegiatan pengobatan gratis bagi lansia dan kegiatan humanis untuk anak-anak yang digelar Satgas Ops Damai Cartenz.

Dengan ramah, dr. Chintya memeriksa kesehatan para lansia, memberikan penjelasan, dan menyapa satu per satu warga yang datang dengan harapan akan kesembuhan. Sementara itu, Bripka. Ita berbaur dengan anak-anak, membagikan bingkisan, mendongeng, dan bermain sambil menyelipkan pesan moral sederhana bahwa polisi bukan untuk ditakuti, tapi untuk dipercaya.

Kunjungan tersebut menjadi bukti bahwa di balik seragam dan kewenangan, terdapat hati yang peduli dan tangan yang sigap membantu.

Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., yang didampingi Wakaops Damai Cartenz Kombes Pol. Adarma Sinaga., S.I.K., M.Hum., menyampaikan apresiasi atas peran aktif para Srikandi Polri di lapangan.

“Mereka tidak hanya ikut serta dalam melakukan penegakan hukum terhadap KKB, tetapi juga ikut andil dalam pelayanan sosial dan kemanusiaan. Ini menunjukkan bahwa operasi Damai Cartenz tidak hanya bersifat represif, tapi juga menyentuh sisi kemanusiaan,” ujar Brigjen Faizal.

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, S.I.K., M.T., menambahkan bahwa peran polwan dalam operasi Damai Cartenz ini memiliki makna khusus, terutama dalam membangun kedekatan emosional dengan masyarakat.

“Polwan hadir sebagai jembatan kepercayaan antara institusi Polri dan masyarakat, terutama anak-anak dan kaum perempuan. Kegiatan seperti ini adalah bukti bahwa pendekatan humanis sangat penting dalam menjaga keamanan dan kedamaian di Papua,” ungkapnya.

Di tengah kegiatan tersebut, IPDA dr. Chintya dan BRIPKA Ita terus melayani tanpa lelah. Senyum mereka menjadi pengingat bahwa pengabdian tidak selalu harus di garis depan medan konflik kadang, pengabdian paling berarti justru hadir lewat tangan yang menyentuh dan hati yang mendengar.

(Gunawan Darmawan/Humas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *