Cara Menarik Seseorang yang Terjebak Di Lorong Waktu (Dede Farhan Aulawi)

Jakartaseputar indonesia.co.id – Terlepas dari istilah yang dipakai oleh masing-masing orang untuk mendeskripsikan sebuah fenomena, ada banyak hal kejadian yang tidak selalu bisa dideskripsikan secara ilmiah karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan manusia. Salah satunya adalah keberadaan atau peristiwa masuknya seseorang atau sekelompok orang ke lorong waktu, meskipun hal ini tentu sangat debatable karena pemahaman yang berbeda akibat minimnya literasi dan publikasi, Selasa (5/8/2025).

Misteri “lorong waktu” banyak dipahami sebagai perjalanan menembus waktu, baik itu melalui mesin waktu maupun pengalaman pribadi yang diklaim sebagai perjalanan waktu, baik ke masa lalu ataupun masa depan. Beberapa spekulasi mengaitkan perjalanan waktu dengan konsep dimensi lain dan lubang hitam (black hole). Lorong waktu juga bisa diartikan sebagai pintu atau portal yang menghubungkan dua titik waktu yang berbeda. Pertanyaannya, adakah kemampuan manusia menembus lorong waktu ? Jika masuk lorong waktu, bagaimana keluarnya ? Dan bagaimana cara kita jika ingin membantu orang yang terlanjur masuk lorong waktu ?

Black hole hanya segelintir kasus sejarah sains yang bermula dari pengembagan model matematika yang dihitung secara rinci sebelum ada bukti pengamatan. Ihwalnya bermula dari dua teori tentang cahaya yang berbeda. Cahaya terdiri dari zarah (partikel) dan gelombang. Kemudian cahaya yang terdiri dari zarah akan memiliki gravitasi, artinya semakin besar bintang maka semakin besar pula gravitasinya dan membuat seluruh cahaya yang ada disekitarnya akan terisap kembali. Menurut teori relativitas, tak ada yang mengalahkan laju dari cahaya. Jadi jika cahaya terisap, maka apapun tak akan bisa lolos. Inilah yang dinamakan lubang hitam atau black hole

Jika suatu saat nanti kita melakukan perjalanan waktu dengan menggunakan mesin waktu ke masa lalu, maka sebaiknya pastikan tanggal dan juga tahun yang dituju benar dan tidak salah. Hal ini perlu dipastikan atau diprogram dengan baik karena kalau tanggal dan tahun salah, maka kita bisa saja tersesat di masa lalu. Jika ke masa lalu adalah ide buruk, maka hal yang sama mungkin tak berlaku jika seseorang pergi ke masa depan. Dengan wahana yang super cepat yang berada di bawah kecepatan cahaya pun, manusia sudah bisa melakukan perjalanan ke masa depan walaupun dalam jangkauan waktu yang pendek.

Adapun teknik penarikan diri bagi orang yang terlanjur masuk lorong waktu, adalah dengan cara memperbaiki kesalahan atau membantu mengatasi masalah di masa lalu atau masa depan. Setelah seseorang menyadari kalau dirinya terjebak di lorong gelap tak berujung, maku harus segera menyadari untuk “menarik diri” atau kembali ke waktu asalnya.

Disinilah pentingnya memahami The power of mind (kekuatan dari pikiran) untuk menyamakan frekuensi dan gelombang otak antara orang yang tersesat di lorong waktu dengan orang yang akan menolongnya. Selanjutnya menggunakan telepati (mind to mind communication) untuk berinteraksi dengan alam bawah sadarnya. Dengan istilah lain, melakukan transmisi informasi secara tidak langsung dari pikiran satu orang ke pikiran orang lain tanpa menggunakan saluran sensorik manusia atau interaksi fisik apa pun. Perlu diingat bahwa, pikiran adalah energi yang memiliki frekuansi yang tinggi. Pikiran akan menarik semua energi yang memiliki gelombang yang sama. Pikiran yang positif akan menarik semua benda dan keadaan yang positif. Begitu juga pikiran yang negatif, akan menarik semua benda dan keadaan yang negatif pula.

Gelombang otak adalah aktivitas listrik di otak yang dapat diukur dan dikategorikan berdasarkan frekuensinya, yang diukur dalam Hertz (Hz). Selain gelombang Delta (0.5 – 4 Hz), Theta (4 – 8 Hz), Alpha (8 – 12 Hz), Beta (12 – 30 Hz) dan Gamma (30 – 100 Hz). Selain gelombang-gelombang utama di atas, terdapat juga gelombang otak dengan frekuensi yang lebih tinggi seperti Hyper-Gamma (100 Hz) dan Lambda (200 Hz) yang dikaitkan dengan kemampuan supranatural dan metafisika. Cara mengasah sensitivitas gelombang otak ini, tentu memerlukan banyak latihan – latihan di bawah bimbingan ahlinya. Rumah Para Pecinta Ilmu (RUMPPI) di Bandung sudah beberapa kali memberikan pelatihan dan bimbingan privat cara mengolah kekuatan pikiran ini.

Pada kesempatan bimbingan, biasanya dijelaskan secara gamblang terkait energi foton pada otak yang mengacu pada cahaya yang dipancarkan oleh otak sebagai biophoton. Biophoton adalah emisi cahaya ultra lemah yang dipancarkan oleh semua sistem biologis, termasuk otak, dan merupakan fenomena yang terkait dengan aktivitas seluler. Energi foton adalah energi yang dibawa oleh satu foton, yang merupakan partikel elementer dari radiasi elektromagnetik. Energi foton berbanding lurus dengan frekuensi gelombang elektromagnetik dan berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya.

Energi foton dihitung menggunakan rumus E = hf, di mana E adalah energi, h adalah konstanta Planck, dan f adalah frekuensi. Karena frekuensi dan panjang gelombang saling terkait (c = λf, di mana c adalah kecepatan cahaya dan λ adalah panjang gelombang), energi foton juga berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Pemahaman tentang energi foton sangat penting dalam berbagai fenomena fisik dan teknologi, seperti efek fotolistrik, emisi cahaya pada lampu, dan operasi perangkat seperti panel surya dan laser.

Dengan memahami fundamental ilmu – ilmu di atas bisa memudahkan pemahaman tentang aspek – aspek spiritual dalam dimensi ilmiah. Apakah anda merupakan bagian yang ingin memahami aspek tersebut.

( Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *