News  

Kurniasih Mufidayati ; Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini.

Teks foto : Usai kegiatan, para narasumber foto bersama

Jakarta ~ Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja dari Komisi IX DPR RI, menggelar sosialisasi program Bangga Kencana bersama mitra kerja di Masjid Asy-Syifa,
Kel. Pegangsaan, Kec. Menteng, Kota Adm. Jakarta Pusat, Minggu Pagi (06/7/2025).

Selain diikuti ratusan peserta, kegiatan itu juga mendatangkan beberapa narasumber, yaitu Dr. Hj. Kurniasih Mufidayati, M.Si Anggota Komis IX DPR RI, Ronny A.P Situmorang Pranata Humas Ahli Muda Direktorat peran serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN.
Kegiatan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, serta sambutan tuan rumah.

Selanjutnya, sosialiasi diisi oleh para pemateri atau narasumber tentang Sosialisasi program Bangga Kencana. Diantaranya, disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Hj. Kurniasih
Mufidayati, M.Si.

Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa Program Bangga Kencana sejalan dengan visi pembangunan nasional yang tertuang dalam Nawacita dan diperkuat melalui Asta Cita. Beliau menjelaskan bahwa salah satu poin penting dalam Asta Cita adalah peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, yang mencakup pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial. Oleh karena itu, keberhasilan Program Bangga Kencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan lintas sektor, termasuk partisipasi aktif masyarakat dalam menyusun perencanaan keluarga yang sehat dan sejahtera.

Dalam konteks penurunan angka stunting, Dr. Kurniasih menegaskan bahwa isu ini menjadi perhatian serius Komisi lIX DPR RI karena menyangkut masa depan generasi bangsa. la menyampaikan bahwa upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, bahkan sejak remaja dan calon pengantin, melalui edukasi gizi, pemeriksaan kesehatan, serta pendampingan ibu hamil dan balita.

Beliau juga mendorong optimalisasi peran Posyandu dan kader-kader di tingkat kelurahan sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan menangani kasus stunting. Menurutnya, sinergi antara program Bangga Kencana dan upaya percepatan penurunan stunting harus terus diperkuat agar tercipta generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.” Jelasnya.

Sementara itu, Ronny A.P. Situmorang menyampaikan materi dengan penekanan pada strategi komunikasi dan peran serta masyarakat dalam percepatan penurunan stunting. Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa tantangan utama dalam penanggulangan stunting bukan hanya soal intervensi gizi, tetapi juga menyangkut perubahan perilaku dan peningkatan kesadaran keluarga akan pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Oleh karena itu,
BKKBN menekankan pendekatan komunikasi yang masif, inklusif, dan berbasis komunitas sebagai salah satu pilar utama dalam menggerakkan perubahan di tingkat akar rumput.

Lebih lanjut, beliau menyorotipentingnya kolaborasi antara pemerintah ,tokoh masyarakat, tokoh agama, serta media lokal dalam menyebarluaskan informasi yang benar dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Ronny juga memperkenalkan berbagai materi edukatif dan kanal komunikasi publik yang telah disiapkan BKKBN, termasuk pemanfaatan media sosial dan media tradisional sebagai sarana kampanye pencegahan stunting. la menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada keterlibatan aktif masyarakat secara berkelanjutan, serta penguatan kapasitas kader di lapangan agar mampu menjadi agen perubahan yang efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan reproduksi dan gizi keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *