Viral “, Dugaan Mal Praktik RSUD Cabangbungin Korban Mita Keadilan Datang Membawa Mata Pulang Menjadi Buta

Kabupaten Bekasiseputar indonesia.co.id – RSUD Cabangbungin kembali berada di bawah sorotan tajam. Deretan dugaan pelanggaran etik dan kelalaian medis mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Bekasi tersebut. Puncaknya, seorang pasien muda, Bayu Fadilah (26), mengalami kebutaan permanen pada mata kanannya usai dirawat karena demam dan didiagnosis DBD.

Tidak hanya pihak keluarga yang melaporkan kasus ini ke kepolisian, suara keprihatinan juga datang dari tokoh masyarakat, bahkan dari pemerintah desa tempat korban tinggal.

Kepala Desa Karangharja: “Kami Tak Bisa Diam, Ini Warga Kami”

Sukarma (Abah Heru), Kepala Desa Karangharja, Kecamatan Pebayuran, tempat tinggal korban, mengaku sangat prihatin atas insiden yang menimpa warganya. Ia menyayangkan buruknya penanganan yang dialami Bayu Fadilah selama menjalani perawatan di RSUD Cabangbungin.

“Kami sangat prihatin. Ini bukan hanya soal pelayanan medis yang buruk, tapi soal keselamatan warga. Bayu adalah warga kami. Masuk rumah sakit karena demam, tapi pulang dalam kondisi cacat seumur hidup. Kami tidak bisa diam,” ujar Sukarma / Abah Heru, dengan nada serius.

Ia berharap aparat penegak hukum bisa bertindak tegas dan pihak RSUD Cabangbungin melakukan introspeksi mendalam agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami mendukung penuh keluarga korban untuk mencari keadilan. Kami juga mendorong agar ada perbaikan besar-besaran di rumah sakit itu. Jangan tunggu ada korban lagi baru bertindak,” tegasnya.

Sementara itu, Obay Winandar, tokoh masyarakat (Sekjen LSM PEKA) Kecamatan Cabangbungin, juga menyuarakan kekhawatiran mendalam. Ia menyebut bahwa sejak pergantian Direktur RSUD Cabangbungin, jumlah pengaduan dari masyarakat yang datang kepadanya meningkat drastis.

“Ada keluhan soal dugaan pelecehan, pelayanan yang asal-asalan, bahkan soal dugaan perselingkuhan di internal rumah sakit. Ini bukan hanya soal teknis medis, tapi sudah menyentuh moral dan etika lembaga,” ungkapnya.

Obay menilai saat ini RSUD Cabangbungin sedang menghadapi krisis kepercayaan publik dan harus segera dievaluasi secara menyeluruh oleh Pemkab Bekasi.

Obay mendesak agar Pemerintah Daerah, khususnya Bupati Bekasi dan Dinas Kesehatan, segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jajaran manajemen RSUD Cabangbungin.

Istri Korban: “Kami Masuk karena Demam,

Tia Nur Andika (26), istri Bayu Fadilah, mengungkapkan kesaksiannya dengan suara bergetar. Ia menyaksikan sendiri kondisi sang suami memburuk setiap hari, hingga akhirnya bola mata kanannya pecah dan menyebabkan kebutaan.

“Saya lihat sendiri. Hari pertama masuk biasa saja. Tapi makin hari matanya bengkak besar, sampai akhirnya pecah. Kami minta dirujuk ke Bandung tapi dipersulit. Akhirnya kami paksa keluar dan bawa ke sana sendiri,” tutur Tia, sambil menahan air mata.

“Kami rakyat kecil, tapi kami juga punya hak untuk hidup sehat. Jangan anggap ini sepele. Kami minta keadilan,” tegasnya.

Laporan Polisi Diajukan, Masyarakat Desak Evaluasi Total

Pihak keluarga telah melaporkan kasus ini ke Polres Metro Bekasi pada 7 Juli 2025. Laporan teregistrasi dengan nomor STTLP/B/2486/VII/2025/SPKT/POLRES METRO BEKASI/POLDA METRO JAYA, dengan dugaan pelanggaran:

Pasal 51 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Pasal 440 UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023

Pasal 360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan luka berat.

Dengan desakan dari keluarga korban, tokoh masyarakat, hingga Kepala Desa, masyarakat kini menunggu tindakan tegas dari Pemkab Bekasi dan aparat penegak hukum. RSUD Cabangbungin kini bukan hanya menghadapi masalah medis, tetapi juga ujian moral, profesionalisme, dan integritas.

(Red/team)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *