DPC Lembaga Investigasi Negara (LIN) Indonesia Siap Kawal Rokok Tanpa Cukai Resmi Di Kalbar

Pontianak, Kalbar – Sebuah skandal besar menguak di jantung Kota Pontianak. Kawasan pergudangan Indomarko Lama di Jalan Komyos Sudarso kini dijuluki sebagai “surga” rokok ilegal. Di tempat ini, berbagai merek rokok tanpa pita cukai seperti JANDA, RASTEL, PAPA MUDA, hingga MBS dan lain sebagainya bebas keluar masuk tanpa hambatan.

Investigasi lapangan yang dilakukan oleh tim dari Dewan Pimpinan Cabang Lembaga Investasi Negara Republik Indonesia (DPC LIN-RI) pada Selasa dini hari (20/5) menemukan aktivitas mencurigakan: kontainer dan mobil besar tengah membongkar kardus-kardus polos berisi rokok ilegal. Rokok itu langsung dipindahkan ke mobil boks kecil, didistribusikan ke berbagai penjuru kota. Semuanya berlangsung terang-terangan, seolah tanpa takut akan hukum.

“Ini bukan rahasia lagi. Semua orang tahu, tapi semua diam. Rokok ilegal dijual bebas di kios-kios. Hukum seakan mati suri di Pontianak,” tegas Ketua DPC LIN-RI dalam pernyataan resmi kepada media.

Yang lebih mengejutkan, ada dugaan kuat keterlibatan oknum aparat dalam jaringan peredaran ini. Gaya hidup mewah para pemain di balik bisnis haram ini pun mencolok, membuat publik bertanya-tanya: siapa yang sebenarnya melindungi mereka?

“Kalau aparat serius, tinggal telusuri jalurnya dari gudang ke pengecer, dari pengecer ke bandar. Tapi itu tak pernah terjadi. Ini bukan karena sulit, tapi karena ada yang sengaja membiarkan,” tambahnya.

Padahal hukum sangat jelas. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai mengancam pelaku rokok ilegal dengan hukuman penjara 1 hingga 5 tahun dan denda hingga 10 kali lipat nilai cukai. Tapi di Pontianak, hukum tampaknya hanya berlaku untuk mereka yang lemah.

“Negara tidak boleh tunduk pada mafia rokok ilegal. Ini bukan sekadar pelanggaran bisnis, ini pembangkangan terhadap hukum dan negara. Pemerintah pusat harus turun tangan. Jika tidak, kita akan menyaksikan hukum dipermainkan habis-habisan di depan mata,” tutup Ketua DPC LIN-RI dengan nada geram.

DPC LIN-RI mendesak penindakan menyeluruh, tidak hanya untuk pedagang kecil, tetapi terutama untuk aktor besar di balik layar. Sebab jika dibiarkan, skandal ini akan menjadi bukti nyata bahwa keadilan bisa dibeli. (TIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *