Pujasera Alun-Alun Kota Probolinggo DKUPP Terbatas Anggaran Perawatan.

PROBOLINGGO, Seputarindonesia Pusat Jajanan Rakyat (PUJASERA) yang dikerjakan atas proyek revitalisasi Alun alun di tahun APBD TA. 2021 Pemkot Probolinggo Rp. 2.300.000.000.00 dan 2022 telah dianggarkan melalui ABPD Pemkot Probolinggo sebesar Rp. 7.819.000.000.00 dan dalam proses lelang kedua proyek tersebut dimenangkan oleh CV. Probolinggo Cemerlang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran kota Probolinggo itu memiliki dua lantai yang telah diresmikan Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin bersama Forkopimda dan Bank Jatim Rabu (8/3/2023) yang diharapkan menjadi icon dan sentra bisnis warga Kota Probolinggo ternyata banyak keluhan oleh pedagang PKL pujasera.

Pujasera yang berlokasi di sisi timur Alun-Alun Kota Probolinggo itu dibangun dua lantai. Pada awal desain lantai atas untuk pedagang PKL dan lantai bawah untuk parkir kendaraan. Dalam pelaksanaan di lapangan justru pemanfaatan lantai bawah di ubah fungsi menjadi lahan pedagang pujasera dengan menanggalkan fungsi parkir dikarenakan jumlah pedagang yang melebihi kapasitas saat di data oleh pemerintah di awal 150 pedagang menjadi 187. Dengan rencana lantai bawah sebanyak 92 pedagang Sedangkan di lantai dua sebanyak 95 pedagang.

 

Dalam undangan pertemuan rapat koordinasi anggota PKL Pujasera Alun Alun dihadiri sekitar 40 orang yang diadakan oleh DKUPP (Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian) Kota Probolinggo dipimpin oleh Kadis Fitriawati pada tanggal 22 Oktober 2024 pukul 08.30 yang di ubah menjadi pukul 13.00 sampai pukul 16.00 dengan di hadiri dinas OPD Kota Probolinggo yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) , SATPOL PP, KOMINFO (tidak hadir), DINAS PUPR .

Beberapa keluhan yang di sampaikan oleh anggota PKL Pujasera dalam rapat koordinasi diantaranya :
1. Fasilitas air bersih yang tidak tersedia di
bagian barat Pujasera dan tidak berfungsinya
pompa air sumur.
2. Fasilitas listrik berlangganan tidak terkoordinir
dengan baik.
3. Saluran pembuangan limbah sisa makan tidak
mampet.
4. Kapasitas sampah yang membeludak.
5. Lokasi parkir pengunjung dan retribusi
parkir.
6. Rontokan pasir dari lantai 2 yang meresahkan.
7. Seringnya barang yang hilang.
8. Sepi pembeli di pujasera dikarenakan parkir susah untuk pembeli dan masih banyaknya pedagang yang masih berjualan di luar pujasera .

Penyampaian dalam rapat oleh Kepala Dinas DKUP Kota Probolinggo sedang mengupayakan untuk beberapa permasalahan tersebut diatas dikarenakan kurangnya anggaran untuk pemeliharaan sejak pelimpahan dari Dinas PUPR kepada Dinas DKUP tahun 2022.(hny/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *