Sukabumi – seputarindonesia.co.id-, Proyek jaringan irigasi tersier dugaan adanya rekayasa sunat anggaran antara Pemdes dan TPK Desa, sehingga praktek pekerjaannya kurang maksimal, di wilayah hukum desa /Kecamatan warungkiara kabupaten sukabumi – Jawa Barat, yang mana pekerjaan tersebut bersumber DD/APBDes TA 2024, tahap satu dengan pagu anggaran Rp Rp 110.165.000 ( PPN + PPH ) lokasi kegiatan lebih tepatnya di sekitaran perkampungan tanjakan RT 001 RW 009 Dusun Bojongmalang, tim investigasi observasi lapangan pada senin 13/05/2024.
Yang mana menjadi persoalan di lapangan menyimak memperhatikan kegiatan pada pekerjaan khususnya bidang praktek pasangan tembok plesteran, yaitu di sebagian dingding irigasi pada pekerjaan plesteran diduga tambal sulam, artinya sengaja dipastikan dampak bakal terjadi pelupasan kembali dalam kurun waktu yang tidak lama.
Kemudian pasangan batu pondasi telah dihilangkan, jika mengingat pentingnya pasangan Pondasi biasanya penampang lintang berbentuk trapesium, ukurannya lebih lebar di bagian bawah dibandingkan dengan bagian atasnya, baru selanjutnya sambungan pasangan batu penahan tanah, estimasi pondasi di lokasi dinilai sangat berbeda dari yang biasanya dilaksanakan pada konstruksi, namun di lapangan pengerjaan TPT saja, bahkan tidak ada bentangan galian tanah untuk pasangan pondasi.
Persoalan yang lebih sangat menguatkan dilapangan yaitu adanya dugaan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) warungkiara bersama Tim pelaksana Kegiatan ( TPK) Desa sementara ini telah melakukan rekayasa ciri menyunat anggaran yang kedua kalinya berikut pekerjaan pondasi setelah pekerjaan plester dugaan tambal sulam.
Meski pekerjaan irigasi tersebut skala pedesaan hanya mengandalkan anggaran dari DD kategori kecil, dengan panjang 47 M, Lebar 1,20 M, T 1,20 M, V 29,6 Meter kubik (m³) tetapi rekayasa di pekerjaan terlihat mengingat anggaran yang mereka gunakan adalah anggaran pemerintah unsur praktek asal alasannya perlu disinggung lalu bagaimana dengan kegiatan lebih besar setelah proyek ini.
Selanjutnya di perkampungan tersebut cukup dikenal yaitu daerah perairan yang cukup bagus bagaimanapun keadaan musimnya baik hujan maupun kemarau, kemudian bisa dibayangkan pula berapakah debit aliran air yang akan mengalir (dalam liter) / waktu (detik) pada lebar saluran air dengan lebar 1,20 M, kalau pekerjaan pondasi tidak diperhatikan.
Berikutnya, tim investigasi sepulang dilokasi ditemui inisial P untuk berdiskusi, lanjutnya mengatakan,” percis sama temuan dilapangan tim investigasi dengan kami selaku keterwakilan dari masyarakat sekitaran dusun bojongmalang, yang telah menyoroti pekerjaan bahkan satu hari sebelumnya ke lokasi, hasil dari memperhatikan pekerjaan mereka menyimpulkan adanya gerak gerik korup.
Bisa kemungkinan orientasi dipikirkan mereka hanya keuntungan semata tidak melihat dalam segi kualitas, bukan hanya itu kami dari keterwakilan masyarakat berani bersumpah dihadapan siapapun kalau penerapan anggaran di proyek yang dimaksud tidak murni 100% pada penerapannya.
Kemudian jika melihat anggaran pada papan informasi jika dihitung HOKnya kemungkinan yang sengaja di Mark up dari sisi berbanding sisi volume kebutuhan material dengan anggaran biaya di Papan Informasi sehingga menurut hemat kami terlalu kebesaran, sekali lagi jangan sampai proyek ini hanya kepentingan kelompok sehingga sengaja direkayasa, mengingat harapan masyarakat adanya jaringan irigasi tersier ini manfaatnya mendorong kesejahteraan pangan di pedesaan,” paparnya.
Sambut inisial D mengatakan,” membenarkan perlu mengingat kesejahteraan masyarakat dalam peningkatan pangan di pedesaan, jangan sampai TPK dan Pemdes sengaja meminimalisir biaya anggaran yang seharusnya diterapkan, istilah di akhir selesai pekerjaan ada yang disebut bagi bagi kue, maka perilaku mengingatkan pada mereka, terkhusus pemerintah ” cetusnya.
Dari tim investigasi, meminta monev kecamatan dan Inspektorat melakukan uji kuantitas maupun kualitas dengan benar pada pekerjaan irigasi tersebut, karena kami tim menyimpan dokumentasi kegiatan pelaksanaan bahwa TPK desa bersama pemdes warungkiara dugaan telah sengaja merekayasa sunat kasarnya dari estimasi anggaran biaya yang sebenarnya dengan praktek di pekerjaan,” tutupnya.
( Muhtar bt )








