Teks foto : usai kegiatan sosialisasi dilakukan sesi foto bersama
JAKARTA ~ Memasuki bulan Ramadhan 1445 H, BKKBN terus menggulirkan sosialisasi program percepatan penurunan stunting diseluruh indonesia. Dalam setiap melaksanakan kegiatan sosialisasi, BKKBN menggandeng mitra kerja dari Komisi IX DPR RI.
Selain dihadiri ratusan peserta sosialisasi, juga menghadirkan beberapa narasumber untuk memberikan penjelasan tentang pencegahan dan penurunan stunting.
Seperti halnya, yang disampaikan via daring oleh penyaji materi Drg Putih Sari anggota Komisi IX DPR RI, bahwa supaya kegiatan
Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Barat ini bermanfaat bagi semuanya. DPR RI dan BKKBN RI terus berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
“Pentingnya mencerdaskan anak sejak masih dalam kandungan hingga usia dua tahun.” ujarnya.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang. Akibatnya, pertumbuhan pada anak terganggu. Selain itu, stunting juga dapat menghambat perkembangan otak pada anak. Program percepatan penurunan stunting merupakan harga mati untuk menyelamatkan generasi muda Indonesia di masa depan, Stunting tidak hanya berbahaya untuk kesehatan dan mengganggu pertumbuhan fisik anak, tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak mereka, oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa itu stunting agar kita dapat dengan mudah melakukan pencegahan. Jadi, mari kita terus mendukung upaya pencegahan stunting dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai masalah ini. Jelasnya.
Kemudian dilanjutkan penyajian materi kedua oleh Irfan Indriastono, SS., M.SI selaku Sekertaris BKKBN Jabar BKKBN Jawa
Barat. Dalam penjelasannya, Indriastono mengatakan,
Mengenai periode krusial pemenuhan nutrisi pada anak dimulai dari masa kehamilan sampai anak usia 24 bulan.
Setelah anak berusia lebih dari dua tahun, kondisi stunting mulai terlihat. Dampak stunting adalah pertumbuhan otak dan organ lain pada anak akan terganggu, sehingga anak lebih rentan kena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
“Kurangnya gizi adalah sebab utama stunting pada anak. Oleh karena itu, kita harus mengutamakan upaya peningkatan gizi terhadap masyarakat melalui program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak,” urainya.
Setelah itu, dilanjut penyajian materi yang ketiga dan sekaligus sebagai penutup yang disampaikan oleh bapak Ambarusno selaku Kabid Dinas PPKB Kabupaten Bekasi.
Dalam kesempatan itu beliau menyampaikan, bahwa DPPKB (Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) memiliki peran penting dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Maka dari itu, untuk mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Indonesia, Pemerintah telah menerbitkan Perpres ini sebagai bentuk komitmen untuk mempercepat penurunan stunting.
“Perpres ini mengatur strategi nasional dan memperkuat kerangka intervensi yang harus dilakukan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Targetnya adalah mengurangi prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dan mencapai target pembangunan berkelanjutan di tahun 2030 berdasarkan pencapaian di tahun 2024,” Jelasnya. (Rahmat).